Koreri.com (24/12) – Seorang Komandan korps Angkatan Laut AS mengatakan kepada sekitar 300 prajuritnya yang berada di Norwegia minggu ini bahwa mereka harus selalu siap sedia setiap saat, karena Ia memperkirakan sebuah perang besar akan segera datang.
“Semoga saya keliru, tetapi sesungguhnya perang itu mulai mendekat,” kata Jenderal Robert Neller kepada para prajurit yang dikutip oleh military.com, Kamis.
“Anda semua dalam status perang disini, sebuah perang informasi, perang politik, karena kehadiran kalian semua di tempat ini.”
Neller sedang mengunjungi rotasi yang dilakukan Angkatan Laut AS dekat Trondheim, sekitar 300 mil di bagian utara Oslo.
Para marinir itu telah berada disana sejak Januari dan kehadiran mereka disana ditujukan untuk memberi dukungan terhadap operasi NATO dan Komando Eropa AS, serta juga membantu memfasilitasi latihan AL AS menghadapi cuaca dingin dan kondisi pegunungan.
Namun, Neller dan para petinggi korps AL lainnya mengatakan kepada para marinir agar bersiap menghadapi misi yang sesungguhnya.
Secara terpisah, Neller memperkirakan bahwa Pasifik dan Russia akan berkonsentrasi pada konflik terkait Timur Tengah pada masa yang akan datang, seperti yang dilaporkan oleh Military.com.
“Selalu ingat kenapa anda berada disini. Mereka sedang memantau. Sama seperti yang anda lakukan terhadap mereka, mereka juga memantau kalian. Kita memiliki 300 marinir disini dimana kami mampu meningkatkannya ke 3.000 marinir hanya dalam semalam. Kita mampu memberi tekanan,” tegas Sersan Mayor Ronald Green kepada seluruh prajurit.
Neller yang berpangkat tinggi di Angkatan Laut AS, merupakan seorang anggota Kepala Staff Gabungan, seorang anggota tim pimpinan tertinggi bagi Pentagon yang bertanggung jawab terhadap perencanaan antisipasi perang.
Sejauh mana situasi ini mengindikasikan keadaan sebenarnya, tidak dijelaskan secara detail dan bisa saja hanya untuk memberi dukungan moril kepada para prajurit yang berada jauh dari negaranya di saat liburan Natal.
Seorang juru bicara sang Jenderal, tidak merespon sebuah pertanyaan yang dikirim melalui email pada Sabtu.
Tanpa hingar-bingar, Presiden Trump mengungkapkan sebuah Strategi Keamanan Nasional baru minggu lalu yang menegaskan bahwa China dan Russia sebagai pesaing kekuatan global dan ancaman potensial bagi AS.
“China dan Russia menantang kekuatan AS, memengaruhi dan memiliki kepentingan, mencoba mengikis kesejahteraan dan keamanan AS,” tegas pernyataan dokumen yang dilansir.
“Mereka jelas menginginkan agar dapat mengendalikan ekonomi dunia dan melakukannya demi kepentingan untuk meningkatkan kemampuan militer negara tersebut, dan mengendalikan informasi serta data untuk menekan kehidupan sosial di dalam negeri dan memperluas pengaruhnya ke berbagai negara.”
Sementara Anne Gearan dan Steven Mufson menurunkan laporan ini, Strategi Keamanan Nasional yang baru saja dirilis itu didasari oleh percobaan Russia untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS pada 2016 lalu yang dimenangkan oleh Donald Trump.
Trump secara terbuka berterima kasih kepada Presiden Russia, Vladimir Putin, dan menyebutnya sangat cerdas.
Ia juga menyatakan melihat hubungan yang membaik dengan Russia setelah didera konflik kepentingan dimasa kepemimpinan Obama.
Trump juga ragu dengan Dinas Rahasia AS yang mencoba menemukan bahwa Russia terlibat dalam upaya sistematis untuk mengganggu jalannya pemilihan presiden pada 2016 lalu.
Namun Trump juga belum menarik sangsi kongres terhadap Russia atas aksi negara itu di Ukraina, sebagaimana harapan Putin.
Dokumen strategi keamanan baru tersebut dirilis pada Senin dan menitik beratkan pada keterlibatan Russia dalam mempengaruhi pemilihan presiden AS tahun lalu.
“Melalui modernisasi taktik subversi, Russia mempengaruhi masalah politik domestik negara-negara di dunia,” kata dokument tersebut.
ARD
Sumber: washingtonpost.com