Koreri.com (9/1) – Dalam perang melawan ISIS di Irak dan Syria, US dan koalisasi yang dipimpinnya terbang ribuan kali dan menjatuhkan berton-ton bom ke sasaran, tetapi dengan melakukan hal itu, mereka justru memberi peluang kepada pesawat tempur Russia untuk mengintai teknologinya.
“Di atas langit Syria, hal itu merupakan sebuah harta karun bagi Russia untuk mengetahui bagaimana kita beroperasi,” kata Letnan Jenderal VeraLinn “Dash” Jamieson dalam sebuah sesi dengan Asosiasi Angkatan Udara.
“Musuh kita mengawasi dengan seksama dan belajar dari kita,” jelas Jamieson, yang juga menambahkan bahwa Angkatan Udara Russia merotasi seluruh mayoritas angkatan udaranya di Syria untuk memberikan mereka pengalaman perang sesungguhnya.
Dalam perang udara di Syria, Russia memantau taktik, perilaku, radar dan ciri thermal dari pesawat perang paling mutakhir AS saat ini yakni F-22.
Di atas udara Syria, mereka mendekat dan berhadap-hadapan dengan F-22, dan terlihat sedikit menunjukan rasa hormat.
Angkatan Udara Russia memanfaatkan segala kondisi tersebut untuk membanggakan dan berbagi cerita tentang dominasi mereka dalam pertemuan udara tersebut, yang tidak perlu ditanggapi secara serius.
“Kami selalu berada di belakang mereka kata pilot-pilot Russia yang berarti adalah kemenangan dalam pertempuran udara,” kata Maksim Makolin, seorang Mayor Angkatan Udara Russia kepada Media Russia.
Seperti diketahui, Russia sering membesar-besarkan atau bahkan memfabrikasi berita tentang kehebatan angkatan udaranya, namun cukup berasalan bahwa Russia mendapatkan informasi berharga yang dapat membantunya dalam pertempuran sesungguhnya dengan pesawat tempur AS di lain kesempatan.
“Russia bukan hanya dapat belajar namun mereka mampu mengamati taktik, teknik dan prosedur koalisi yang dipimpin AS,” kata Justin Bronk, seorang ahli perang udara di Royal United Services
Institute kepada Media Business Insider. “Mereka juga mampu melakukan sketsa pesawat tempur dan aset udara yang didukung oleh basis darat termasuk pengontrol kebakaran dan radarnya.”
Pesawat Tempur F-22 bergantung pada kemampuan silumannya dalam menghadapi pesawat tempur Russia yang memiliki ketangguhan serupa dalam konfrontasi udara.
Jika Russia mendapatkan pengalaman membuntuti F-22 dengan teknologi infra merah dan radar, seperti yang dikatakan oleh Bronk, hal tersebut mungkin akan sangat bermanfaat bagi mereka.
Russia beroperasi dalam jarak yang sangat dekat dengan pesawat-pesawat AS agar mendapat kesempatan meningkatkan akurasi sensor udara dan darat untuk mendeteksi ciri dan variasi pesawat koalisi yang dipimpin AS selama beroperasi di Syria.
ARD
Sumber: au.yahoo.com