Koreri.com (13/7) – Amerika Serikat (AS) seharusnya tidak menerapkan tarif pada Cina dan mulai konsisten dengan kata-katanya agar bisa memulai pembicaraan yang dapat mengakhiri perang dagang kedua negara itu, kata seorang deputi di Kementerian Pergadangan Cina pada hari Kamis (12/7).
Wang Shouwen yang mewakili Beijing dalam memantau kebijakan negaranya pada organisasi perdagangan dunia (WTO) minggu ini, mencatat bahwa AS telah memulai perang dagang dan mulai meningkatkan ancaman untuk kembali memasang tarif terhadap barang-barang impor dari Cina dengan total nilai mencapai ratusan miliar dolar.
“Kami telah berbicara dan menghasilkan progres yang baik tetapi progres itu telah diabaikan AS yang memaksa untuk tetap melakukan perang dagang,“ kata Wang kepada wartawan di Jenewa.
Ketika ditanya mengenai kondisi yang sangat diperlukan bagi negosiasi kedua belah pihak untuk meredakan konflik, Ia mengatakan: “Setiap pembicaraan yang sukses, satu pihak dalam hal ini AS perlu untuk menarik todongan senjata dari kepala pihak lain. Dan setiap pembicaraan yang sukses, AS harus konsisten dan menjaga kata-katanya. Jika pernyataan negara itu berubah-ubah setiap saat, maka kesepakatan akan sulit didapat.”
Sejauh ini, AS dan Cina terlibat perang tarif sebesar 34 miliar dolar bagi produk impor kedua negara itu namun Washington pada Selasa mengancam untuk menerapkan tarif baru sebesar 200 miliar dolar pada impor barang dari Cina dan Beijing menegaskan akan juga melakukan aksi balasan.
Beberapa anggota senior Partai Republik pendukung Presiden Donald Trump menolak penekanan masalah perang dagang dan meminta kedua negara tesebut untuk segera melakukan pembicaraan.
Wang menyebut AS sebagai “perundung dagang (trade bully)” dan mengatakan perilaku Trump bertolak belakang dengan pelaku usaha, konsumen dan para pekerja negaranya.
Diantara keluhan yang disampaikan Washington mengenai perilaku dagang Cina, salah satunya adalah lemahnya sangsi yang diberikan oleh organisasi perdangan dunia.
Administrasi Trump berkeras bahwa 164 anggota WTO membiarkan Cina mendapatkan keuntungan yang seharusnya merupakan jatah negara-negara miskin dan lemabaga itu telah gagal memberikan sangsi yang tepat bagi Beijing.
Pada Rabu, wakil AS di WTO Dennis Shea mengatakan sekarang adalah waktunya untuk mempertimbangkan kembali keanggotaan Cina dan bahwa tanpa reformasi WTO akan menjadi bukti bahwa lembaga itu lemah dan sangat tidak relevan lagi saat ini.
Wang menolak pernyataan tersebut dan mengatakan bahwa Cina sangat terbuka dengan reformasi WTO namun tetap membantah pernyataan Shea.
“WTO tidak sempurna. Mungkin ada beberapa hal yang perlu dibenahi, namun pernyataan yang mengatakan bahwa WTO tidak mampu menyelesaikan masalah Cina adalah pernyataan yang tidak berdasar dan memperburuk keadaan,” jelas Wang.
“Jika perbaikan aturan diperlukan, Cina akan senang untuk membicarakannya dengan seluruh anggota WTO.”
ARD
Sumber: Reuters.com