Koreri.com – Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) menerbangkan pesawat pengebom jarak jauh B-52H Stratofortress melintasi Laut Cina Selatan dua kali dalam minggu ini sebagai sebuah aksi pamer kekuatan terhadap negara-negara di wilayah itu.
Sebuah pengebom yang tergabung dalam Skuadron Pengebom Ekspedisi ke-96 melakukan pelatihan penerbangan jarak jauh di wilayah Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia pada Minggu (23/9), sesuai dengan informasi dari Penerangan Umum, Angkatan Udara Wilayah Pacifik kepada Business Insider (BI) pada Rabu (26/9).
Dua hari setelahnya, pesawat pengebom lainya melakukan uji terbang kedua di Laut Cina Selatan.
“Operasi latih terbang yang diberi nama (CBP) ini telah dilakukan sejak 2004 dan konsisten terhadap hukum internasional dan kebijakan kebebasan navigasi di perairan internasional,” jelas juru bicara militer AS kepada BI.
“Militer AS akan tetap melanjutkan penerbangan jelajah ini dan beroperasi sesuai dengan hukum internasional dan kepentingan kami,” tambah seorang juru bicara Pentagon, Dave Eastburn pada Selasa (25/9).
Menteri Pertahanan AS, James Mattis menegaskan pada Rabu (26/9), jika Cina memilliki masalah dengan melintasnya pesawat-pesawat pengebom AS di Laut Cina Selatan, maka itu dikarenakan Cina membuatnya menjadi masalah akibat tindakannya sendiri mengklaim dan membangun infasturktur di Laut Cina Selatan yang merupakan perairan internasional.
“Jika hal itu dilakukan 20 tahun lalu dan pada waktu Laut Cina Selatan belum dimiliterisasi oleh Cina, maka akan ada pesawat lain yang juga terbang dari Diego Garcia atau wilayah lain untuk melintasinya. Tidak ada yang luar biasa terkait penerbangan itu,” jelas Mattis.
Bulan lalu, AS mengirim sebuah pengebom B-52S melintasi bagian Timur dan Selatan laut Cina Selatan sebanyak empat kali.
Militer AS juga mengirim B-52S melintasi Laut Cina Selatan pada April dan Juni yang menyebabkan Beijing melalui Menteri Luar Negerinya mengkritik AS dengan menyatakan negara itu sedang “mengamuk” di wilayah tersebut.
Penerbangan terkini melintasi Laut Cina Selatan terjadi saat ketegangan meningkat antara Washington dan Beijing.
Kedua negara itu terlibat ketegangan terkait masalah dagang dan memburuknya hubungan militer.
Minggu lalu, AS memberi sangsi kepada Beijing terkait pembelian sistem persenjataan Russia yang melanggar sangsi yang sedang diterapkan kepada Russia.
Akibatnya, Cina membalas dengan membatalkan pertemuan Wakil Admiral Shen Jinlong dan Admiral John Richardson yang telah dijadwalkan.
Selain itu, Beijing juga menolak permintaan Angkatan Laut AS untuk menyandarkan kapal ampibi WASP di Hong Kong.
Para analis dan pengamat memperkirakan bahwa kedua negara akan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki hubungan mililternya.
ARD
Sumber: www.businessinsider.sg | Oleh: Ryan Pickrel