Koreri.com – Komisi Ombudsman Samoa menyebut sebuah penyelidikan nasional menemukan kenyataan bahwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah nyata dan memiliki potensi bahaya yang cukup tinggi di Samoa.
Maiava Iulai Toma adalah salah satu dari beberapa undangan yang hadir untuk mencoba mencari jalan keluar dan solusi bagi permasalahan ini.
Seperti dilansir dari Radio NZ, sebuah komisi yang melakukan penyelidikan terkait KDRT di Samoa menemukan bahwa 9 dari 10 wanita di Samoa mengalami kekerasan fisik atau kekerasan emosional oleh keluarganya.
Para wanita ini juga menderita dalam kebisuannya, dan mengalami kekerasan fisik dan mental selama bertahun-tahun.
Maiava mengingatkan bahwa KDRT yang terjadi adalah merupakan sebuah warisan dari masyarakat Samoa yang perlu ditinggalkan atau kelak menjadi kebiasan turun temurun bagi generasi yang akan datang apabila sebuah tindakan konkrit tidak diambil demi sebuah perubahan.
“Kita telah menjadi terbiasa dengan kekerasan dalam rumah tangga. Sebagai akibatnya, anak-anak bertumbuh dan menganggap hal ini merupakan sesuatu yang wajar,” jelasnya.
Maiava mengatakan bahwa para pemimpin tradisi, gereja dan orang tua perlu untuk melakukan tindakan nyata demi perubahan.
Menteri Urusan Perempuan mengatakan bahwa sebuah pergeseran kedudukan antara pria dan wanita telah memberi kontribusi pada KDRT di negaranya.
Mereseini Vuniwaqa mengatakan bahwa masyarakat Fiji perlu merubah pandangan dan penghormatan mereka terhadap para wanita dan anak perempuan.
“Sebab manita jaman sekerang aktif dalam pekerjaan – bekerja di berbagai sektor dan posisi – memberikan perbedaan yang signifikan dibandingkan wanita jaman dulu,” jelasnya.
Seorang akademisi dari Tonga mengatakan bahwa gereja perlu bahu-membahu untuk mengambil tanggung jawab perbaikan.
“Peran dari gereja. I kira kita sangat tertantang. Beberapa terjemahan dalam kitab memiliki kecenderungan mempromosikan kekerasan,” jealas Dr Koloto.
Ombudsman Samoa mengatakan bahwa sebuah Kantor Perlindungan Keluarga yang merupakan bagian dari Kementerian Urusan Perempuan harus segera didirikan untuk membantu mengentaskan KDRT di negaranya.
ARD