as
as

Filipina Ingatkan Perjanjian dengan AS Bisa Bahayakan Keamanan Nasional

b 52 stratofortress 2430080 960 720

Koreri.com – Petinggi Pertahanan Filipina kuatir dengan sebuah perjanjian keamanan lama negara itu dengan Amerika Serikat (AS) terkait operasi Freedom of Navigation (FONOP) di Laut China Selatan setelah sebuah pesawat pembom B-52 AS terbang melintasi wilayah itu.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan perjanjian kerjasama Filipina-AS (MDT) ambigu dan berisiko menyebabkan kebingungan apabila terjadi krisis.

“Filipina tidak sedang dalam konflik dengan negara lain dan tidak akan ikut berperang dengan negara lain di masa yang akan datang. Tetapi AS dengan peningkatan operasi kapal perangnya di perairan Filipina Barat bisa menyebabkan negara yang berada dekat dengan Indonesia Timur itu terlibat dalam perang,” jelas Lorenzana seperti dilansir dari Media CNN.

Laut Filipina Barat adalah nama yang diberikan untuk Laut China Selatan yang ada di sisi barat negara itu, dimana kapal perang AS sering melakukan operasi FONOP dan menyebabkan kemarahan Beijing yang mengklaim wilayah itu.

Pada Senin (4/3), pesawat pembom B-52 AS terbang di atas Laut China Selatan berdasarkan pernyataan Militer Pasifik AS yang mengawasi wilayah itu setelah penerbangan terakhir yang dilakukan pada November tahun lalu.

Perjanjian MDT antara Filipina dan AS ditanda-tangani pada tahun 1951 tepat ketika Perang Dingin dimulai.

Perjanjian itu mendorong kedua negara berkomitmen untuk bekerja sama menjaga satu sama lain dan siap berperang apabila terjadi serangan militer atau aneksasi wilayah kedua negara oleh negara lain.

Pada Desember lalu, Lorenzana meminta perjanjian itu dikaji ulang untuk melihat apakah masih valid dan relevan dengan situasi saat ini.

ARD

as