Koreri.com – Pengerahan kapal induk Amerika Serikat (AS) ke Timur Tengah hanyalah sebuah perang urat syaraf dan adalah bagian dari tindakan intimidasi semata bagi Iran, ujar Komandan Garda Revolusi, Jenderal Hossein Salami dalam sebuah sesi dengar pendapat yang dilakukan secara tertutup di parlemen negara itu.
Menurut Garda Revolusi Iran dalam sesi tersebut, AS tidak mungkin memerangi Iran serta menyatakan bahwa Washington tidak memiliki kekuatan militer yang mumpuni untuk berperang dengan negara di Teluk Persia itu.
Salah seorang komandan lainnya bahkan menyatakan bahwa Iran memiliki senjata yang mampu menghantam AS ‘tepat di kepala’ dalam sesi yang dilaksanakan Minggu (12/5).
Pernyataan-pernyataan tersebut menggambarkan situasi retorika yang semakin memanas antara Washington dan Teheran setelah Iran menarik diri dari perjanjian nuklir yang disepakati pada 2015.
Pengunduran diri Iran dari perjanjian itu ditujukan untuk memberi tekanan pada Uni Eropa agar Benua Biru itu membantu pencabutan sangsi yang telah diterapkan AS dan juga memastikan kepada warga Iran bahwa pemerintahnya siap melawan Donald Trump.
Salami yang ditunjuk menjadi komandan garda revolusi negara itu pada bulan lalu itu, menjadi tanda betapa kritisnya kesiapan Iran dalam menghadapi kehadiran militer AS di Teluk Persia.
Kapal induk USS Abraham Lincoln, yang membawa 40 persawat tempur telah dikerahkan ke wilayah Teluk.
Kepala Garda Revolusi Divisi Penerbangan Amilari Hajizadeh mengatakan,” sebuah kapal induk yang membawa sekitar 40-50 pesawat tempur dan didukung oleh 6.000 pasukan adalah merupakan ancaman serius bagi negara kami dimasa lalu, tetapi sekarang ancaman itu berganti menjadi sebuah peluang. Jika Amerika membuat tindakan keliru, kami akan tembak mereka di kepala.”
Iran memberikan batas waktu 60 hari bagi Uni Eropa untuk memberikan solusi terkait penghapusan sangsi AS atau negara itu akan secara penuh menarik diri dari perjanjian nuklir yang sudah disepakati dan kembali melanjutkan aktifitas pengayaan uranium.
ARD
Sumber: Theguardian.com