Koreri.com – Sebuah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) yang berada di Irak ditembaki roket setelah laporan Pentagon yang merilis foto yang menunjukkan Iran berada dibalik serangan terhadap kapal tanker di Teluk Oman.
Media Militer Irak melaporkan pada Senin (17/6) bahwa 3 roket Katyusha jatuh di Kamp Taji, sebuah instalasi militer yang juga dikenal dengan nama Kamp Cooke yang berjarak sekitar 17 mil di utara Baghdad.
Serangan itu terjadi dua hari setelah penyerang yang tidak teridentifikasi menembakan roket ke pangkalan udara Balad, sebuah instalasi militer lain yang ditempati oleh tentara militer AS.
Seperti diketahui, ketegangan meningkat antara AS dan Iran terkait keluarnya AS dari perjanjian nuklir yang disepakati pada tahun 2015.
Presiden Donald Trump membuat keputusan dengan keluar dari perjanjian tersebut walau China, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Russia dan Inggris serta Iran sendiri masih berkomitmen terhadap kesepakatan itu.
Irak yang merupakan sekutu AS dan Iran, berada pada posisi sulit setelah pasukan paramiliter Shiite yang didukung oleh Iran menyatakan ancaman perang terhadap militer AS di Timur Tengah termasuk Irak.
Beberapa serangan roket yang terjadi dekat fasilitas pemerintah AS di Irak dalam beberapa bulan terakhir selalu dituduhkan kepada Iran yang telah berulang kali menolak pernyataan tersebut.
AS juga menuduh Iran berada dibelakang serangan roket terhadap kapal tanker di Teluk Oman yang berada sekitar 100 mil dari Selat Hormuz, sebuah jalur penting transportasi minyak dunia dan merupakan wilayah dengan potensi konflik perang bagi kedua negara.
Petinggi AS dan Iran memberikan pernyataan sebagai respon terkait insiden terkini yang terjadi pada Kamis (13/6) lalu tetapi Pentagon memberi bukti berupa rekaman video yang diklaim sebagai Garda Revolusi Iran yang sedang melepas bom magnet yang gagal meledak dari salah satu kapal tanker yang diserang yang membuktikan bahwa Iran berada dibalik serangan itu.
Iran kembali membantah tuduhan tersebut, namun AS kembali mempublikasikan foto yang lebih jelas pada Senin (17/6), yang membuktikan bahwa serangan tersebut terkait erat dengan skema yang dilakukan Garda Revolusi Iran dan Tehran jelas berada dibalik semua kekisruhan yang terjadi.
Duta besar Iran untuk Inggris Hamid Beaidinejad memperingatkan bahwa Tehran dan Washington sedang menuju kepada konfrontasi.
Ia meminta AS untuk mengakhiri sangsi ekonomi yang diberikan kepada negaranya dan digambarkan sebagai terorisme ekonomi.
Sejumlah ahli telah menyatakan keraguan kepada pemerintahan Presiden Trump yang mencoba menghubungkan Iran dengan beberapa serangan terakhir.
Bahkan beberapa diantaranya mencoba membandingkan apa yang dilakukan Presiden AS sebelumya, yakni George Bush yang memutuskan menginvasi Irak yang kala itu dipimpin Saddam Hussein dengan dalil bahwa Saddam memiliki senjata pemusnah masal yang kemudian tidak terbukti.
ARD
Sumber: Newsweek.com