Koreri.com, Jayapura – Pimpinan TNI – Polri di tingkat pusat harus segera menertibkan dan mengonsolidasikan kembali penempatan pasukan yang ditempatkan di Papua, agar berada di bawah satu komando, Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua.
Demikian penegasan Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Papua, Komarudin Watubun, SH, MH, Rabu (15/4/2020) menanggapi dua peristiwa penembakan yang mengakibatkan tewasnya tiga anggota polisi di Mamberamo Raya, Minggu (12/4/2020 pagi), dan dua warga sipil di Timika, Senin (13/4/2020 malam).
“Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Provinsi Papua, pertama-tama saya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas tewasnya tiga anggota polisi akibat bentrok di Mamberamo Raya, Minggu (12/4/2020 pagi), dan dua warga sipil di Timika, Senin (13/4/2020 malam),” ungkapnya dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (15/4/2020).
Atas dua peristiwa yang menelan lima korban nyawa itu, Watubun juga mendesak Pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan kongkrit yang perlu dilakukan secara mendalam dan transparan untuk mengungkap kedua peristiwa tersebut secara terbuka kepada publik.
Salah satu tindakan kongkrit yang dimaksud adalah pimpinan institusi TNI dan Polri di tingkat pusat, harus segera menertibkan kembali dan mengonsolidasikan kembali penempatan pasukan TNI dan Polri di Papua, agar berada di bawah satu komando, yaitu Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua.
“Karena setahu saya ada pasukan di Papua yang dikendalikan diluar kendali Pangdam dan Kapolda, sehingga menyulitkan kedua petinggi ini dalam melaksanakan tugas-tugasnya,” bebernya.
Saat ini, Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua adalah putra-putra Papua, tapi kondisi yang demikian (ada pasukan diluar kendali Pangdam dan Kapolda), menyulitkan posisi keduanya.
Oleh karena itu, pimpinan institusi TNI dan Polri di tingkat pusat seharusnya memberikan dukungan penuh kepada Pangdam dan Kapolda Papua, agar mereka berdua dapat bertindak secara terbuka dan profesional untuk mengungkapkan dua kejadian tersebut.
Pria yang akrab disapa BK mengingatkan Pempus untuk serius menyelesaikan dua peristiwa ini.
“Karena, apabila masalah ini dibiarkan, dan tidak diusut tuntas, saya khawatir bisa memicu masalah politik lebih besar yang akan menyulitkan kita semua,” sambung Watubun.
Apalagi dengan kondisi saat ini dimana Indonesia sedang menghadapi wabah virus Corona.
“Saya berharap jangan sampai isu virus Corona menenggelamkan isu-isu lain, termasuk dua kasus ini, yang menurut saya sangat berpotensi memicu masalah politik,” tegas dia.
Sekadar menyegarkan kembali ingatan pembaca, di saat berbagai elemen masyarakat di Provinsi Papua tengah ikut disibukkan menghadapi pendemi virus Corona, susul menyusul dua peristiwa penembakan yang menelan 5 korban nyawa.
Peristiwa pertama terjadi pada Minggu (12/4/2020 pagi), tatkala sejumlah anggota Polres Mamberamo Raya di Kasonaweya, terlibat bentrok dengan sejumlah oknum anggota TNI yang juga sedang bertugas di wilayah itu.
Akibatnya, tiga anggota Polres Mamberamo Raya, masing-masing Briptu Marcelino Rumaikewi, Bripda Yosias Dibangga, dan Briptu Alexander Ndun, meninggal dunia.
Sementara dua kolega ketiga almarhum, yaitu Bripka Alva Titaley dan Brigpol Robert Marien kini masih menjalani perawatan.
Peristiwa kedua, terjadi Senin (13/4/2020 malam) di Timika, tepatnya di Mile-34, ketika dua pemuda yaitu Eden Armando Bebari (20) dan Ronny Wandik (23) tewas tertembak oleh aparat TNI yang tengah bertugas di kawasan tersebut.
OZIE