Koreri.com, Wuyuneri – Kata “Obelom Eruwok” menjadi sembohyan untuk warga Kota Mulia Kabupaten Puncak Jaya yang memiliki arti berbuat yang terbaik.
Kata-kata tersebut menjadi pedoman warga Papua dalam setiap pekerjaan dan kegiatannya untuk selalu melakukan hal yang terbaik.
Begitu pula keberadaan personel Satgas selalu melindungi dan menjaga masyarakat tanah Papua agar selalu aman, tentram dan damai.
Papua merupakan salah satu provinsi Indonesia yang berada di wilayah Indonesia Timur memiliki banyak kearifan lokal dan masih bertahan hingga saat ini.
Salah satunya adalah rumah adat Honai yang masih banyak dijumpai di wilayah Pegunungan Tengah Papua, salah satunya di Kabupaten Puncak Jaya.
Rumah adat Honai memiliki keunikan tersendiri yang berbentuk bulat seperti berjamur dan berukuran kecil akan tetapi dapat menampung banyaknya orang serta memiliki dua bagian, bagian bawah merupakan tempat berapian untuk menghangatkan tubuh dan untuk menyimpan hasil bumi serta ternak seperti babi, selanjutnya untuk bagian atas merupakan tempat untuk beristirahat bagi anggota keluarga.
Dengan bentuk atap honai yang menutup hingga ke bawah juga bertujuan untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan, sekaligus meredam hawa dingin agar tidak masuk ke dalam honai.
Alasan mengapa honai tidak memiliki jendela karena suhu di wilayah Pegunungan Tengah bisa mencapai 10-15 derajat Celcius dan untuk memperhangat para penghuninya.
Rumah adat honai sendiri memiliki filosofi yang sangat dalam bagi masyarakat Papua yang berada di sepanjang Pegunungan Tengah dan masih terus dipertahankan, diantaranya yang pertama yaitu “Berbentuk melingkar atau bulat”.
Hal ini memiliki arti menjaga kesatuan dan persatuan yang paling tinggi sesama suku serta untuk mempertahankan budaya yang diwariskan oleh para leluhurnya untuk selamanya.
Kemudian, yang kedua “memiliki makna sehati, satu pikiran dan satu tujuan” di mana dengan tinggal di dalam satu honai semua orang akan sehati, satu pikiran dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan maupun suatu permasalahan.
Di Honai setiap anak laki-Iaki dipercaya akan tumbuh menjadi orang yang kuat pada saat dewasa nanti sehingga kelak di kemudian hari mereka dapat melindungi keluarga atau sukunya.
Selanjutnya, yang ketiga “simbol kepribadian dan harga diri” yaitu bagi penduduk suku yang berada di sepanjang wilayah Pegunungan Tengah atau Jayawijaya yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu mereka di kemudian hari.
Di jaman modern ini arsitektur tradisional Honai masih terus dipertahankan dengan menggunakan material yang berasal dari alam, mulai dari rangka kayu, dinding anyaman hingga atap jerami merupakan material yang ramah terhadap lingkungan, ini merupakan salah satu contoh untuk generasi sekarang bahwa jauh sebelumnya dikenalnya ilmu arsitektur Hijau/Ramah lingungan.
Nenek moyang kita di Indonesia telah menerapkan terlebih dahulu, dimana dalam pengerjaan honai tersebut hanya boleh dilakukan oleh para lelaki secara bergotong royong yang berarti memiliki harga diri sebagai pemimpin dalam suatu suku.
Keberadaan Satgas Pamrahwan Yonif Raider 500/Sikatan, dalam pelaksanaan tugasnya telah melaksanakan berbagai kegiatan karya bakti yang turut mendukung “Obelom Eruwok” seperti yang ditunjukkan, Rabu (5/1/2021).
Personil yang berada di Pos Wuyuneri, Puncak Jaya ini melakukan kegiatan karya bakti dengan menolong masyarakat lokal dalam pembuatan Rumah adat/ Honai.
Hal ini dilakukan oleh personel Satgas sebagai salah satu kepedulian dalam menjaga budaya lokal yang menjadi warna bagi Negara Kesatuan Republik lndonesia.
Para personel Satgas dengan sukarela membantu dari awal hingga selesainya pembuatan honai yang memakan waktu selama dua hari.
Dalam pengerjaannya sendiri sebenarnya cukup dalam 1 hari akan tetapi cuaca yang tidak menentu sehingga memakan waktu hingga 2 hari.
Dalam pembuatan honai ini, personel Satgas mengaku memiliki banyak cerita dan keunikan tersendiri.
Pasalnya, bukan hanya sekedar bentuk dan model saja yang unik tetapi bangunan bulat tersebut memiliki banyak filosofi tersendiri dimana masyarakat setempat meyakininya.
Lettu Inf. Aswin selaku Danki SSK III Pos Wuyuneri Satgas Pamrahwan Yonif Raider 500/Sikatan menjelaskan giat ini merupakan program Binter untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat setempat.
Karena di sisi lain, membatu masyarakat dalam membuat honai ini sekaligus turut menjaga kearifan lokal yaitu rumah adat Honai yang selalu menjadi ciri khas tanah Papua.
“Dalam pembuatan honai, kita dapat dekat dan berbaur dengan masyarakat sekitar Wuyuneri. Karena kami tanamkan kepada anggota untuk selalu senasib sepenanggunangan dengan masyarakat sekitar agar kegiatan komsos dan teritorial bukan hanya sekedar program namun benar-benar untuk pengabdian yang akan selalu dikenang warga Papua khususnya Distrik Wuyuneri,” tandasnya.
Masyarakat yang memiliki rumah Honai tersebut dengan senang hati menyambut baik bantuan dari personel Satgas Pamrahwan Yonif Raider 500/Sikatan yang berada di Pos Wuyuneri.
Karena selain membantu dalam pelaksanaan pembangunannya, anggota Pos Wuyuneri pun ikut berpartisipasi dalam mengamankan jalannya pembuatan Honai agar dapat selesai sesuai rencana.
AND