Koreri.com – Beijing menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan tekanan dengan membesarkan isu Laut China Selatan (LCS) dan meningkatkan kampanye anti China.
Seperti diketahui, para pemimpin politbiro Partai Komunis China (PKC) sedang melakukan pembicaraan diplomatik tingkat tinggi dengan Washington di Alaska akhir pekan ini, yang menandakan titik terendah dalam hubungan kedua negara.
Mengutip News.com.au, Pada Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa Washington mencoba untuk memperkuat koalisi Perang-Dingin untuk melawan pengarus China yang sedang bertumbuh.
Ia juga menuduh Jepang dan AS menyerang kebijakan luar negeri China dan terlalu mencampuri isu dalam negeri China.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengunjungi Tokyo minggu ini dan setelahnya, sebuah pernyataan bersama yang menolak pemaksaan dan mengganggu stabilitas di wilayah regional dideklarasikan kedua negara.
Pertemuan tersebut itu juga menyoroti perilaku Beijing yang mengijinkan penjaga pantai boleh menembak entitas asing.
The South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI) mengeluarkan sebuah laporan terkait Laut China Selatan dan Timur awal minggu ini.
“Intentsitasnya, dalam hal skala, angka dan durasi, aktivitas militer AS di wilayah bergejolak itu di tahun 2020 jarang sekali terlihat di tahun-tahun sebelumnya,” menurut laporan tersebut.
Laporan itu juga menyatakan bahwa aktivitas AS yang berlanjut di LCS sejak pemilu AS adalah sebuh signal ketidak-nyamanan Washington.
Dalam sebuah pernyataannya di Tokyo, Blinken menyatakan,” China menggunakan cara-cara pemaksaan dan agresi sistematis untuk mengikis otonomi di Hong Kong, mengganggu demokrasi di Taiwan, melakukan pelanggaran HAM di Xinjiang dan Tibet, dan menegaskan klaim maritime sepihak di LCS yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.”
“Kita Bersatu dalam visi yang mengutamakan keterbukaan dan kebebebasan wilayah Indo-Pasifik, dimana negara-negara harus mengikuti aturan main internasional, senantiasa bekerja sama sebisa mungkin, dan menyelesaikan perbedaan secara damai. Kita akan bertindak apabila diperlukan jika China menggunakan pemaksaan dan agresi untuk memaksakan keinginannya,” ungkapnya.
Beijing diketahui telah beberapa kali mengirimkan milisi laut dan kapal penjaga pantai ke perairan Senkaku yang dikuasai Jepang lebih dari 32 kali dalam beberapa dalam beberapa hari terakhir ini.
Tindakan ini meningkatkan kekuatiran Tokyo, terutama sejak Beijing mengijinkan sebuh aturan hukum yang mengijinkan pelindung pantai menembak kapal asing.
Kunjungan Blinken ke Jepang merupakan aksi lanjutan setelah pertemuan virtual empat negara antara AS, Australia, Jepang dan India membahas dialog Keamanan Empat Negara (Quad).
Pertemuan virtual itu membuahkan kesepakatan yang intinya menegaskan bahwa keempat negara akan bekerja sama untuk menghadapi tantangan-tantangan yang bertolak belakang dengan hukum internasional di LCS.
VLJ
Sumber: News.com.au