Kepolisian Tangkap Pendemo Tuntut Bebaskan Victor Yeimo dan Tolak Otsus

189666963 5557846504288854 663824775231977616 n
Sumber: Facebook

Koreri.com – Otoritas Kepolisian membubarkan sejumlah aksi demo yang dilakukan di Papua Barat oleh pelajar dan warga di wilayah itu, Selasa (25/5/2021).

Para pendemo meminta agar aktifis pro-kemerdekaan Papua Victor Yeimo dibebaskan dari penahanannya yang telah berlangsung selama lebih dari dua minggu.

Para pendemo juga meminta agar semua tahanan politik dibebaskan dan menolak rencana Jakarta untuk melanjutkan Otonomi khusus.

Laporan-laporan yang diterima dari Provinsi Papua Barat, mengindikasikan bahwa sekitar 130 pendemo telah diamankan.

Puluhan polisi bersenjata akhirnya membubarkan mobilisasi  yang dilakukan oleh pelajar dan masyarakat umum yang dilakukan di beberapa tempat di sekitar Manokwari.

Dilaporkan bahwa mereka yang ditahan akan menjalani tes antigen sesuai protokol Covid-19.

Beberapa kematian yang disebabkan oleh Covid-19 dilaporkan telah terjadi di Provinsi Papua Barat dalam beberapa hari terakhir.

Protes terkait penahanan Victor Yeimo juga terjadi di Sorong dan Jayapura, didahului dengan matinya jaringan internet di beberapa wilayah di Papua.

Yeimo yang merupakan juru bicara luar negeri KNPB, selama ini masuk dalam target operasi sebagai tertuduh makar dalam perannya melawan rasisme dalam demo di Agustus dan September 2019.

Demontrasi itu terjadi di beberapa kota di Tanah Papua yang diakibatkan oleh tindakan rasisme yang dilakukan terhadap mahasiswa Papua yang berada di Jawa.

Dalam kejadian itu, mahasiswa Papua diserbu oleh pihak keamanan yang didukung oleh beberapa komunitas masyarakat setempat dan menjadi melebar menyebabkan kekacauan dan memakan beberapa korban jiwa.

Dalam mobilisasi yang terjadi di Manokwari juga ditujukan terhadap keputusan Pemerintah Indonesia yang memberi cap teroris bagi TPN-PB.

Seperti diketahui, pejuang gerilya TPN-PB yang jumlahnya kecil dan dengan kekuatan persenjataan terbatas saat ini sedang berada dalam perang terbuka dengan TNI – Polri di wilayah dataran tinggi Papua.

Konflik yang terjadi semakin meningkat dalam beberapa minggu terakhir setelah seorang petinggi intelijen dan dua orang guru terbunuh dalam beberapa rentetan kejadian bulan lalu.

AND

Sumber: RNZ.com

Exit mobile version