Koreri.com, Oksibil – Pasca kasus Kiwirok pada 18 September 2021 lalu menyebabkan lumpuhnya pelayanan di sektor pendidikan dan kesehatan, serta tiga distrik ikutannya, yakni Okhika, Okyop, dan Oklip.
Guna mengatasi itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Pegunungan Bintang (Pegubin) drg. Aloysius Giyai, M. Kes melakukan inspeksi mendadak (sidak) di dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yakni Kantor Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan di Jalan Pendidikan, Dabolding, Distrik Kalomdol, Rabu siang (27/10/2021).
Sidak ini digelar usai monitoring meja terkait penyerapan APBD Induk 2021 di Kantor Bappeda guna melihat aksi tanggap darurat serta solusi jangka pendek dan jangka panjang mengatasi kondisi dimaksud.
Aloysius tiba di Kantor Dinas Pendidikan disambut Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pegubin, Ananias Kalakmabin, M.Si dan menggelar rapat yang dihadiri para kepala bidang dan sejumlah staf.
“Sidak perdana ini, saya ingin mendengar khusus penanganan tanggap darurat di sektor pendidikan di Distrik Kiwirok dan tiga distrik lain pasca kejadian September lalu,” ungkapnya membuka pertemuan terbatas.
Kadis Pendidikan Pegubin Drs. Ananias Kalakmabin, M.Si mengatakan, kasus Kiwirok dan 3 distrik ikutannya telah menyebabkan 300-an warga mengungsi ke Kota Oksibil dan masih ditampung di 17 titik, hingga hari ini.
Kejadian itu membuat 13 sekolah dibakar, terdiri dari 8 gedung SD, 4 SMP, dan 1 gedung SMA.
“Menurut data kami, terdapat 796 anak yang kehilangan haknya untuk mendapat layanan pendidikan, belum termasuk para guru. Tetapi khusus anak-anak sekolah yang ikut mengungsi bersama orang tuanya ke Oksibil, kami sudah sudah sekolahkan mereka sementara di sini sejak Senin, 25 Oktober 2021 lalu, sambil menunggu proses pemulangan mereka,” rincinya.
Ananias merincikan pula, terdapat 25 siswa SD pengungsi yang saat ini bersekolah sementara SD Inpres Dabolding, 32 siswa SMP di SMP Negeri Oksibil, dan ada 16 siswa SMA yang bersekolah di SMA Negeri Oksibil, dimana khusus kelas X, disekolahkan di SMK Negeri Oksibil.
“Untuk perlengkapan sekolah dan seragam, kami minta bantuan dari tim yang dibentuk bupati. Sementara pena dan buku tulis kami siapkan dari dinas. Tadi juga kami bersama wakil bupati menyerahkan paket makanan tambahan kepada anak-anak sekolah di 2 titik pengungsi yaitu Gereja GIDI Sion dan di Okpol,” ujarnya.
Plt Sekda Pegubin, Aloysius Giyai mengapreasi langkah yang diambil Dinas Pendidikan setempat.
Menurutnya, selain memfasilitas kepulangan mereka, ke depan Pemkab Pegubin juga akan membangun sekolah-sekolah yang dirusakkan dan dibakar itu.
“Bercermin dari kejadian Kiwirok ini, di 2022 coba anggarkan para guru kontrak anak asli Pegubin dan asli Papua. Karena kalau dari luar dengan kondisi ini agak susah. Nanti saya akan sampaikan ke Bupati untuk kuotanya berapa,” pinta Aloysius.
Berdasarkan data, saat ini terdapat 429 tenaga guru kontrak yang bekerja di Pegubin, dengan rincian guru kontrak untuk TK/PAUD sebanyak 47 orang, untuk SD ada 338 orang, dan guru SMP ada 44 orang.
“Tadi ada usul juga dari Pak Kabid Pendidikan Dasar Hengky Bidana, soal keluhan guru yang kesulitan mendapatkan akses transportasi saat terima gaji. Saya setuju, ke depan kita akan bantu subsidi penerbangan reguler untuk para guru dan nakes ke seluruh distrik. Karena per November, gaji tak boleh lagi lewat rekening, melainkan diterima secara manual. Ini bagus agar para ASN semua, termasuk guru tidak boleh ada di luar Pegubin, tidak kerja tapi gaji masuk rekening terus,” tutur Aloysius.
OZIE