Upaya mengurangi penyebaran virus dengan implementasi social distancing dan pengelolaan pekerjaan melalui virtual zoom dan media bridge call lainnya menciptakan kebutuhan teknologi komunikasi yang erat hubungannya dengan kebutuhan peralatan elektronik pendukung canggih. Tentunya ini juga meningkatkan kebutuhan bahan baku metal yang mendorong upaya eksploitasi tembaga, emas, nikel dan bahan baku gadget dan elekronik lainnya.
Eksploitasi atau penambangan tidak terlepas dari kebutuhan peralatan bergerak yang umumnya juga masih menggunakan bahan bakar fosil, demikian pula dengan peralatan stasionari lainnya yang bergantung sepenuhnya pada pasokan kelistrikan yang juga menggunakan bahan bakar berupa diesel fuel maupun batubara. Tentunya ini akan ikut banyak menyumbang polusi karbon dan berdampak terhadap peningkatan suhu bumi.
Dengan mencontoh dampak yang ditimbulkan beberapa masa kebelakang oleh adanya pandemik covid, banyak hal yang tidak diprediksi oleh manusia sebelumnya namun kemudian secara signifikan merubah pola hidup manusia. Perubahan iklim (climate change) yang belakangan banyak dibicarakan sebagai resiko dan dampak di masa mendatang terhadap kehidupan manusia juga kemudian memberikan ketakutan yang sama bilamana hal tersebut tidak diantisipasi secara baik.
Perubahan iklim yang hari ini mulai dirasakan berupa cuaca ekstrim dan musim yang tidak menentu dengan beberapa kondisi yang menimbulkan kerugian materi bahkan hilangnya nyawa manusia. Dampak dari perubahan tersebut berupa banjir, tanah longsor, gempa tektonik dan lain sebagainya. Hal ini tentunya didasari oleh perubahan alam oleh adanya aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup utama maupun hanya untuk menunjang kebutuhan gaya hidup manusia.
