Koreri.com, Sorong– Kendati gencar-gencarnya Pemerintah Daerah bersama TNI/POLRI melaksanakan vaksinasi di semua daerah di Papua Barat termasuk Kota Sorong untuk mencapai herd imunity dengan iming-iming berbagai doorprice sebagai stimulant.
Lebih khusus di Kota Sorong pelaksanaan vaksin berlangsung pada kompleks Melati Raya yang dilaksanakan Polresta Kota Sorong bersama Dinas Kesehatan setempat di depan kediaman RT 02 Melati Raya.
Dihari bersamaan juga kegiatan yang sama dilakukan juga Dinas Kesehatan Kota Sorong melalui Puskesmas Remu Sorong sehingga sebagai warga yang taat asas dan himbauan Pemerintah maka sebagian besar masyarakat ikut di vaksin, tetapi sayangnya kelalaian kecerobohan salah satu Oknum Dokter dari Puskesmas Sorong membuat salah satu warga kehilangan nyawa, kejadian ini mendapat kritik pedas dari Anggota DPD RI dapil Papua Barat M. Sanusi Rahaningmas.
Dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Rabu (17/11/2021) Sanusi Rahaningmas menegaskan bahwa sesuai kronologis, korban atas nama Ata selama ini sering mengalami sakit jantung berdebar dan merasa nyeri pada dada sehingga kadang menimbulkan sesak napas.
Menurut Sanusi Rahaningmas yang juga paman korban itu menuturkan bahwa Almarhuma sudah menjelaskan kepada oknum dokter tersebut terkait keluhan yang dialami itu dan didengarkan oleh beberapa warga dan juga Suster yang tugasnya mencatat nama.
Tapi kata oknum dokter itu bahwa tidak masalah disuntik saja tanpa melaui proses pemeriksaan, lansung memerintahkan petugas medis untuk menyuntik vaksin kepada korban peranakan Kei Inanwatan itu.
Keluhan yang dialami korban Ibu Ata ini juga disampaikan kepada petugas medis tetapi sebagai bawahan dari dokter tersebut wajib melaksanakan tugas dan melakukan penyuntikan kepada Almarhuma.
Sementara pelaksanaan vaksinasi oleh Polres Sorong Kota ada warga yang tekanan darahnya tinggi saja mereka disuruh pulang untuk istirahat, namun dari dinas kesehatan tidak melalui proses itu.
“Setelah divaksin korban kembali ke rumahnya tidak berselang waktu mulai merasa badan merinding dan muntah sampai malam dan dari pihak keluarga langsung di bawa ke RS Sele be solu, karena semua keluarga panik sehingga tidak sempat menyampaikan ke pihak medis setelah info disampaikan kepada dinkes baru tadi siang hari selasa datang menjenguk korban dan kebetulan hanya ada anaknya yang jaga dan anehnya begitu datang mereka hanya tanya bahwa mamamu sakit diabetes ya, setelah itu mereka kabur dan menjelang beberapa menit Almarhuma meninggal dunia,” jelas Sanusi Rahaningmas.
Mantan anggota DPR Papua Barat 3 periode ini minta Dinas Kesehatan Kota Sorong harus bertanggung atas kejadian ini karena dengan sengaja melakukan vaksin pada orang yang menderita penyakit bawaan seperti ini.
“karena kami tau korban mukgin kelebihan berat badan tapi aktifitas di kompleks sangat luar biasa dan jarang mengalami sakit dan sangat semangat dalam berbagai kegiatan termasuk mencari nafkah membantu suami dengan menjual sirih pinang untuk membiayai pendidikan dari 4 anak yang duduk dibangku SMA.SMP dan SD. Maka dengan kejadian saya M. Sanusi Rahaningmas minta agar oknum dokter yang bersangkutan harus di proses diadili sesuai hukum yang berlaku supaya memberikan efek jerah buat yang lain, jangan hanya mengejar target dan pendapatan yang besar tanpa memperdulikan nyawa dari pada masyarakat, memang kita sadari bahwa hidup dan mati ada ditangan Allah Tuhan Yang Maha kuasa, Tapi kematian ini juga disebabkan karna faktot kecerobohan Oknum tertentu,” tegas Anggota MPR RI itu.
Paman dari Almarhuma akan akan menyampaikan persoalan ini kepada Menteri Kesehatan RI dan Kapolri di jakarta untuk diketahui dan mempertegas lagi agar Dinas kesehatan Kota Sorong harus bertanggung jawab dalam hal dan juga harus membiayai segala hal yang timbul akibat meninggalnya korban sampai pada pendidikan anak-anaknya.
Kejadian ini lanjut Sanusi Rahaningmas mengatakan akan membuat masyarakat khususnya warga melati raya KM 9 Kota Sorong hati-hati untuk melaksanakan vaksinasi selanjutnya.
“Diharapkan kebesaran hati dari dinkes untuk duduku bersama dengan pihak keluarga korban yang terdiri dari perwakilan 3 suku yaitu Kei, Inanwatan Kaimana setelah selesai pemakaman untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan” harap MSR dari Jakarta.
KENN