Inilah Aspirasi Yang Diserap George Dedaida Saat Reses I Tahun 2022

WhatsApp Image 2022 03 04 at 19.57.10
Reses I Tahun 2022 Anggota DPR Papua Barat George Karel Dedaida,S.Hut.,M.Si di Kampung Sayolo, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Selasa (1/3/2022).(Foto : Istimewa)

Koreri.com, Sorsel– Sejumlah aspirasi masyarakat yang disampaikan pada saat reses I tahun 2022 anggota DPR Papua Barat Goerge Karel Dedaida,S.Hut.,M.Si di Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat, Selasa (1/3/2022).

Kegiatan Reses yang dipusatkan di Kampung Sayolo, Distrik Teminabuan Kabupaten Sorong Selatan tersebut, Ketua fraksi otsus DPR Papua Barat ini bertemu ratusan masyarakat, dihadiri juga Bupati Samsudin Anggiluli,S.E, Wakil Ketua DPRD, Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan kepala Dinas perikanan.

Kepada awak media beberapa poin aspirasi yang disampaikan masyarakat setempat diantaranya mengenai pendidikan secara khusus tingginya melek huruf, Kesehatan masih tingginya stunting, ekonomi kerakyatan dan infrastruktur yang belum dirasakan pembangunannya secara maksimal.

Afirmasi S1 dan S2 khusus bagi masyarakat yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi harus didorong terus sehingga diberikan kesempatan kepada anak-anak asli papua dari negeri 1001 sungai ini juga mendapat bagian.

“Mereka minta pemerintah provinsi memperhatikan hal ini dan memfasilitasi mereka untuk melanjutkan pendidikan yang dibiayai oleh dana Otsus,”kata George Dedaida sembari mengatakan para guru juga meminta kesejahteraan mereka diperhatikan oleh pemprov Papua Barat.

Selain itu soal ekonomi kerakyatan, menurutnya ekonomi industri harus dibangun di wilayah tersebut, sehingga nilai jual dari komoditi pangan lokal yang ada bisa maksimal, hasilnya bisa membantu ekonomi masyarakat khususnya para petani lokal yang ada di Kabupaten Sorong Selatan, kiranya hal ini dapat dikolaborasikan dengan program dinas pertanian Provinsi Papua Barat.

Berdasarkan informasi yang diterima dari dinas terkait kabupaten Sorsel, lebih lanjut ujarGeorge, untuk program pemberdayaan pangan lokal, 30 kelompok tani yang ada hanya diberikan lahan seluas 3 hektar oleh pemerintah provinsi.

“Padahal ada  30 kelompok petani lokal di Sorsel, artinya ada 300 orang petani yang masuk di dalamnya. Nah 3 hektar itu untuk apa, ini pelecehan apalagi ini wilayah saya, yang layak dikasih itu 30.000 hektar atau minimal 300 hektar, sehingga masyarakat tani bisa mengembangkan potensi pertanian lokal,”pungkasnya.

Persoalan jalan menuju wilayah produksi pertanian yang sangat memprihatinkan, kondisi jalan yang becek, berlubang dan masih hamparan, memperlambat proses produksi. Sehingga masyarakat berharap jalan menuju tempat produksi itu direalisasikan pemerintah.

Selanjutnya, Infrastruktur jalan di perbatasan  klamik akabu hingga ke Teminabuan ibu kota kabupaten Sorong Selatan yang berstatus jalan provinsi ini juga diharapkan bisa segera dikerjakan dan selesai sehingga bisa digunakan secara baik oleh masyarakat.

“Saya memberikan apresiasi kepada bapak Gubernur Papua Barat, yang telah mengalokasikan anggaran untuk peningkatan pembangunan jalan perbatasan dimaksud. Yang diharapkan tuntas sebelum masa akhir jabatan beliau (Gubernur),”ucap George

George menambahkan, aspirasi-aspirasi masyarakat tersebut akan ditindaklanjutinya, berkoordinasi dengan OPD terkait ditingkat provinsi Papua Barat, sehingga dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat adat di Sorsel.

KENN

Exit mobile version