Teluk Bintuni Daerah Penghasil Migas Tapi Miskin, Kenapa?

IMG 20220524 WA0003

Koreri.com, Bintuni – Bupati Ir. Petrus Kasihiw, M.T. mengatakan Teluk Bintuni merupakan Kabupaten penghasil Migas di Wilayah Papua-Maluku (PAMALU) namun tergolong miskin.

Pernyataan ini disampaikan Bupati Teluk Bintuni dalam rapat bersama Pemda penghasil Hulu Migas, SKK MIGAS dan BP Indonesia di Perkantoran Bupati Teluk Bintuni, SP 3 Kampung Bumi Saniari, Distrik Manimeri, Selasa (24/5/2022).

Kasihiw menyampaikan beberapa persoalan yang terjadi di Kabupaten Teluk Bintuni sebagai daerah penghasil migas di wilayah Papua Maluku.

“Biasa orang bilang, daerah migas itu daerah yang mendapat kutukan kemiskinan, sejumlah persoalan besar akan muncul di daerah migas dan apa yang terjadi di Bintuni salah satu contoh daerah migas yang ada di Indonesia. Justru itu yang kita hadapi, sejumlah reaksi dari pemilik hak ulayat,” kata Bupati dalam sambutannya.

Lebih lanjut dijelaskan Bupati Kasihiw bahwa masalah kemiskinan itu bukan tanggung jawab pemerintah saja tetapi ada beberapa pihak yang turut serta berperan terhadap pembangunan, lebih khusus pembangunan di sekitar wilayah migas.

Pemda Teluk Bintuni telah menghasilkan sejumlah gagasan-gagasan besar, contoh perdasus DBH MIGAS yang di pakai oleh provinsi dan ditetapkan menjadi perdasus ini.

Sejumlah 1,3 triliunan sumbangan pajak kepada negara dari Papua Barat yang terdiri dari 13 kabupaten dan kota, Teluk Bintuni menyumbang 435 milliar bagi pusat.

“Saya diundang oleh kantor pajak pratama Manokwari lalu mereka memberikan apresiasi, saya sendiri kaget juga itu terjadi karena ada beberapa fasilitas penting negara yang ada di kawasan Teluk Bintuni itu dinilai berpotensi memberi pajak bagi negara,” ujarnya.

Disisi lain, bagaimana memberikan konsep yang bisa mendorong agar penyelesaian hukum dengan masyarakat adat bisa terselesaikan, kalau kita tidak diupayakan, bisa menjadi batu sandungan bagi kita semua.

Masyarakat menuntut, lalu negara tidak memberikan jawaban, perusahaan tidak memberikan jawaban akan muncul berbagai macam aksi masyarakat yang akan berdampak negatif bagi kita semua, terutama akan mempengaruhi aktivitas di wilayah eksplorasi atau pun di wilayah industri migas.

Turut hadir dalam rapat tersebut Plt Sekda Teluk Bintuni, Asisten II , pimpinan OPD teknis , Kabag perekonomian, Kabag pembangunan dan Kepala Departemen Humas SKK Migas Pamalu Galih Agus Setiawan.

KENN

Exit mobile version