Peserta KMAN VI Sholat di Aula Gereja Ebenhaezer Yakonde, Wujud Toleransi di Papua

IMG 20221031 WA0002

Koreri.com, Sentani – Pelaksanaan sarasehan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Kampung Yakonde, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura berjalan lancar.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan peserta sarasehan berupaya dipenuhi panitia lokal setempat.

Salah satunya, dalam kaitannya dengan kewajiban agama peserta sarasehan yang beragama Muslim yakni sholat. Oleh warga setempat, aula gereja Jemaat GKI Ebenhaezer Yakonde telah disiapkan sebagai tempat sholat dari peserta KMAN VI yang beragama Muslim selama serasehan dua hari berlangsung.

Beribadah bagi setiap pemeluk agama adalah hal yang wajib, sehingga tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dalam pandangan itulah, warga Kampung Yakonde menyediakan tempat bagi peserta serasehan KMAN VI beragama Muslim untuk melakukan kewajiban agamanya.

Mendapati adanya tempat sholat yang disediakan warga setempat, salah satu peserta KMAN VI yang beragama Muslim asal Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang juga Ketua Rombongan Komunitas Amabom Raya, Drs. Saud Kumangki usai menunaikan Sholat, Rabu (26/10/2022) mengakui hal ini sebagai sesuatu yang unik dan bernilai toleransi yang tinggi.

“Bagi kami, ini adalah sebuah penghargaan karena kebutuhan kami untuk melaksanakan sholat bisa terpenuhi. Sebenarnya, inilah wujud dari nilai-nilai luhur dalam rangka meningkatkan toleransi antara umat beragama,” ungkapnya.

Saud menerangkan, awalnya ia bersama rekan-rekan yang beragama Muslim yang di tempatkan di Yakonde sempat berpikir tentang tempat yang akan digunakan olehnya untuk sholat, namun akhirnya di beritahu oleh warga setempat jika aula jemaat telah disediakan untuk digunakan sholat.

Menurutnya, ada nilai plus yang bisa ditemukan oleh komunitasnya saat menghadiri KMAN VI di Papua yaitu sikap toleransi yang tinggi dari warga Papua.

Hal ini seiring dengan telah ditetapkannya Kabupaten Jayapura sebagai Zona Integritas Kerukunan Umat Beragama (ZIKUB).

Artinya, sikap toleransi yang dimilki oleh warga Papua bukan saja muncul saat adanya kongres, tetapi sikap toleransi di Papua sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan orang Papua.

RED/MC KMAN VI

Exit mobile version