Koreri.com, Jayapura – Lukas Enembe, S.I.P., M.H. merupakan Gubernur Provinsi Papua 2 periode yakni dari tahun 2013-2023 bersama wakil gubernur Klemen Tinal. Terlahir dengan nama asli Lomato Enembe pada 27 Juli 1967 di Kampung Mamit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara. Ia dibesarkan dari keluarga yang sederhana di kampung itu. Ayahnya Bernama Tagolenggawak dan Ibunya Deyaknobukwe. Lukas adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara tetapi hanya meninggalkan Lukas dan kakak perempuannya karena beberapa saudaranya telah meninggal.
Semasa kecilnya, Lukas Enembe dikenal sebagai seseorang yang pintar, berkarakter pemimpin dan juga dijuluki ‘’Kutu Buku’’ oleh teman-temannya. Selain itu, Ia termasuk murid yang pintar dalam pelajaran matematika.
Membangun Tanah Papua selama kurun waktu 10 tahun membuatnya sangat diapresiasi oleh berbagai pihak, khususnya masyarakat Papua. Namun jejak langkahnya terganggu ketika pada 14 September 2022 Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penangkapan dan pemeriksaan dilakukan pada 10 Januari 2023.
- Terlepas dari kesuksesannya menjadi Gubernur Papua 2 Periode dan prestasi-prestasi yang dicapainya, ada beberapa hal kontroversial yang sempat dilakukannya, yakni :
Dideportasi dari Papua Nugini
Lukas Enembe dideportasi oleh pihak imigrasi Papua Nugini karena melintasi jalur tikus menuju Papua Nugini tanpa disertai kelengkapan dokumen keimigrasian. - Ditetapkan tersangka oleh KPK
Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap sebesar Rp. 1 Miliar dari Rijatono dalam memuluskan sejumlah proyek pembangunan di Papua. - Transaksi Judi Capai Rp.560 miliar
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap adanya transaksi tunai perjudian di kasino yang dilakukannya senilai Rp.560 Miliar, PPATK juga menemukan aliran dana SGD 5 Juta jika dirupiahkan sekitar Rp. 53,132 Miliar dan diduga dilakukan di dua negara. - Penarikan Pasukan Militer di Kabupaten Nduga
Pada tahun 2012 Ia meminta kepada Presiden RI untuk menarik pasukan-pasukan militer yang berada di Kabupaten Nduga. - Keputusan memulangkan 7000 Mahasiswa Papua di Yogyakarta
Pada Tahun 2016 Lukas Enembe mengancam akan memulangkan kurang lebih 7000 Mahasiswa sebagai dampak dari peristiwa rasisme dan pengepungan di Asrama Kamasan 1, JL.Kusumanegara Yogyakarta. Lukas Enembe sempat bertemu dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X. - Lockdown di Papua saat pandemi COVID-19 mulai masuk pada tahun 2020
Papua menjadi Provinsi pertama di Indonesia yang secara lokal menerapkan Lockdown pada pandemi Covid-19 mulai masuk di awal 2020. Disaat pemerintahan tingkat nasional masih memikirkan langkah antisipasi terhadap virus baru ini, LE dengan tegas memberlakukan Lockdown di Papua untuk melindungi masyarakat dari risiko yang belum diketahui penanganannya saat itu.
Jalan Terjal Anak Koteka Meretas Mimpi
Lukas berhasil menyelesaikan studinya di Manado. Ia kemudian kembali ke Puncak Jaya dan memulai karier politiknya. Ia terpilih sebagai Bupati Puncak Jaya pada tahun 2002. Pada tahun 2013, ia terpilih sebagai Gubernur Papua.
Kesuksesan Lukas Enembe adalah bukti bahwa cinta dan kasih sayang kepada keluarga dapat menjadi inspirasi untuk meraih cita-cita. Lukas menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, segala rintangan dapat diatasi.
Kisah hidup penuh rintangan LE sebelum memimpin Papua tercantum dalam buku “Jalan Terjal Anak Koteka Meretas Impian” ditulis Lamadi de Lamato (2009).
Latar Belakang Pendidikan dan Perjalanan Karir Lukas Enembe
Ia menempuh pendidikan dasar di SD YPPGI Mamit, SMP Negeri 1 Sentani, dan SMA Negeri 3 Sentani. Setelah lulus SMA, Lukas muda melanjutkan pendidikannya ke Universitas Sam Ratulangi, Manado, dan meraih gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik pada tahun 1995.
Setelah lulus kuliah, Ia bekerja sebagai PNS di Kantor Urusan Sosial dan Politik Kabupaten Merauke. Pada tahun 2001, Lukas berkesempatan mengikuti pendidikan di Cornerstone Christian College, Australia.
Pada tahun 2001, dirinya memulai karier politiknya dengan menjadi Wakil Bupati Puncak Jaya mendampingi Eliezer Renmaur. Ia menjabat sebagai Wakil Bupati selama dua periode, yaitu tahun 2001-2006 dan 2006-2011.
Pada tahun 2006, Lukas terpilih sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua. Pada tahun 2007, ia terpilih sebagai Bupati Puncak Jaya. Ia menjabat sebagai Bupati selama dua periode, yaitu tahun 2007-2012 dan 2012-2017.
Pada tahun 2013, Lukas Enembe terpilih sebagai Gubernur Papua. Ia menjabat sebagai Gubernur selama dua periode, yaitu tahun 2013-2018 dan 2018-2023. Selama menjabat sebagai Gubernur Papua, Lukas Enembe telah melakukan berbagai upaya untuk memajukan Provinsi Papua. Ia fokus pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi dan juga berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan berkomitmen. Ia juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat dan telah menjadi tokoh penting dalam pembangunan Provinsi Papua.
Warisan Lukas Enembe untuk Pembangunan Papua
- Ada sembilan gedung kantor pemerintahan monumental yang diresmikan oleh Lukas Enembe pada akhir tahun 2022 antara lain:
Kantor Gubernur Papua yang menjadi salah satu kantor gubernur termegah, kemudian Gedung Majelis Rakyat Papua (MRP) dengan sebanyak 16 lantai, Gedung KPU Papua, Gedung Kantor Biro Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ), lalu Gedung Kantor Samsat Kabupaten Paniai, kabupaten Yapen, Kabupaten Keerom, serta 5 ruang pelayanan di RSUD Kabupaten Mappi dan RSUD Jayapura. - Pembangunan jalan provinsi sepanjang 910 kilometer, Pembangunan 23 pelabuhan laut diantaranya, 11 pelabuhan pengumpul, 9 pelabuhan penumpang lokal, 2 pelabuhan penumpang regional, dan 1 pelabuhan utama, kemudian pembangunan 6 bandar udara, pembangunan jembatan youtefa Jayapura, Stadion Lukas Enembe, Fasilitas Venue PON XX Papua, Pembangunan jalan dan jembatan di 29 kabupaten/kota se-Papua, Pemberian Beasiswa Unggul dan yang terakhir Jaminan kesehatan berupa Kartu Papua Sehat.
Dampak Kepemimpinan Lukas Enembe selama Menjabat Gubernur Papua (2013-2023)
Dalam masa kepemimpinan Lukas Enembe selama sepuluh tahun terakhir banyak dampak positif yang diberikan kepada Tanah Papua, antara lain :
- Umur Harapan Hidup
Diawal kepemimpinannya pada tahun 2013 umur harapan hidup mencapai 64,74 tahun dan di tahun 2022 mengalami kenaikan umur harapan hidup mencapai 71,85 tahun. - Rata-rata Lama Sekolah
Kenaikan yang signifikan rata-rata lama sekolah Provinsi Papua pada 1 dekade terakhir, dimana pada tahun 2013 adalah 5,74 tahun dan pada tahun 2022 naik menjadi 7,02 tahun. - Angka Kemiskinan
Angka kemiskinan di Provinsi Papua pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang besar mencapai 31,53% namun pada tahun 2021 terjadi penurunan yang signifikan yaitu sebesar 26,86%. - Tingkat Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka pada Provinsi Papua mulai dari tahun 2017 sampai 2021 mengalami perubahan yaitu mulai dari 3,63% turun menjadi 3,33% dengan adanya program-program unggulan yaitu mendorong kewirausahaan dan inovasi bagi pemuda pemudi Papua untuk dapat menjadi SDM yang terbaik.
Harta Kekayaan dan Kasus Korupsi
Berdasarkan hasil dari LHKPN 31 Desember tahun 2021 total harta kekayaan Lukas Enembe mencapai angka 33,7 Miliar. Ia memiliki harta sekitar Rp31,28 miliar pada 2020. Kemudian pada 2021 hartanya menjadi Rp33,78 miliar. Dengan demikian, kekayaan Lukas Enembe bertambah Rp2,5 miliar hanya dalam setahun.
Ia ditangkap KPK dan resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan tidak pidana korupsi pemberian dan penerimaan hadiah (gratifikasi) pembangunan infrastruktur di Papua terkait APBD Papua. Kasus korupsi telah dilayangkan dan diselidiki sejak September 2022 namun Ia terus menghindar dan tidak menghiraukan surat pemanggilan penyelidikannya. Pada 10 Januari 2023, KPK menangkapnya di sebuah restauran dan langsung menerbangkannnya ke Jakarta untuk diproses hukum atas tindakan yang dia lakukan. Selama persidangan berlangsung Lukas Enembe menunjukkan sikap yang agresif dan tidak mengakui tuduhan yang dilayangkan kepadanya.
Sempat diberitakan, Lukas Enembe memiliki hobi berjudi di luar negeri dan diasumsikan menggunakan uang hasil korupsi yang dilakukan selama menjabat sebagai Gubernur Papua. Ia beberapa kali dirawat di RSPAD Gatot Subroto selang kasusnya diperkarakan akibat beberapa penyakit yang dideritanya.
Kepergian Lukas Enembe, Duka Masyarakat Papua
Ditengah kasus korupsi yang menimpanya, Lukas Enembe akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto di Jakarta, pada 26 Desember 2023. Ditengah kemeriahaan sukacita perayaan Natal, masyarakat Papua kehilangan sosok yang dianggap sangat berdedikasi dan berjasa untuk pembangunan dan kemajuan Papua. Pemakaman dilakukan pada 29 Desember 2023 di kediamannya Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
Pemakaman Lukas Enembe disambut isak tangis ribuan masyarakat yang turut serta mengiring kepergiannya. Pemerintah setempat melakukan upacara sebagai penghormatan terakhir kepada tokoh yang dinilai sangat berjasa dalam membangun keberadaban negeri di timur Indonesia ini.
Irjen Pol. Mathius menyampaikan bahwa sejumlah insiden terjadi selama pengantaran Jenazah ke rumah duka. Kejadian tersebut terutama terjadi di beberapa wilayah, seperti di depan STAKIN (Sekolah Teologia Atas Injili) dan beberapa titik lokasi lainnya.
“Kami mencatat beberapa insiden selama pelaksanaan penyerahan Jenazah kepada pihak keluarga. Terdapat 14 korban luka, termasuk Pj. Gubernur Provinsi Papua Dr. Muhammad Ridwan Rumasukun, 8 aparat keamanan, dan 5 warga masyarakat. Selain itu, ada 1 mobil yang dibakar, 5 kendaraan rusak berat, 3 bangunan dan sekitar 25 perumahan mengalami kerusakan serta pembakaran,” ungkap Kapolda (28/12/23).
Editorial: MK/EYW
Infographic: EYW