Koreri.com, Manokwari – Universitas Negeri Papua (UNIPA) Manokwari, Provinsi Papua Barat mengagendakan pelaksanaan pemilihan Rektor pada kampus tersebut.
Menariknya, isu politik ” Gentong Babi” belakangan ini begitu menguat menjelang hari pemilihan yang dijadwalkan akan berlangsung pada Senin (22/4/2024) malam nanti.
Menanggapi isu itu, mantan Presiden Mahasiswa (Presma) UNIPA George Karel Dedaida pun angkat bicara.
Sebagai alumni dan juga selaku mantan Presiden Mahasiswa UNIPA, George berharap politik “Gentong Babi” itu tidak dimainkan.
Hal itu disampaikannya menyusul isu transaksional jabatan bahkan yang lain-lain ada akreditasi seperti itu yang sudah marak dibicarakan di dunia maya.
“Saya berharap itu bisa segera dianulir dan diperbaiki. UNIPA ini motonya, ilmu untuk kemanusiaan jadi memanusiakan manusia.
Kalau top leadernya besok ini karena ada politik Gentong Babi dan sebagainya bagaimana mau memanusiakan manusia dengan politik gentong babi, bagi-bagi jabatan dan lain-lain,” tegas George mengingatkan.
Dia menekankan bahwa seorang top leader memang betul-betul harus bersih.
Dan apabila dia bekerja dengan baik maka pasti Senat akan memilihnya tanpa harus ada transaksi jabatan atau lain sebagainya.
“Maka saya berharap cara-cara seperti itu (gentong babi), politik praktis yang dimainkan sekarang ini tidak boleh dipakai di dunia pendidikan. Jadi siapapun yang visi misinya bagus dan memiliki track record kerja yang baik pasti nanti Senat akan memilih tanpa ada indikasi-indikasi yang lain atau tanpa ada iming-iming jabatan atau yang lainnya,” tegasnya.
George juga mendorong panitia dan Kementerian Pendidikan bisa segera turun untuk menginvestigasi bagian-bagian ini.
“Kalau ada permainan seperti begitu, stop ! Kareteker turun perbaiki semua. Kalau tidak, silakan dijalankan, tapi tidak boleh politik politik itu dimainkan,” pungkasnya.
KENN