Koreri.com, Sorong – Pertamina EP (PEP) zone 14 Field Papua dan SKK Migas Papua Maluku (Pamalu) menggelar syukuran pengeboran eksplorasi sumur Buah Merah (BMR) – 001 di Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya (PBD), Senin (29/4/2024).
Kepala SKK Migas wilayah Papua Maluku, Subagyo dalam pernyataannya mengakui proses pengadaan lahan yang dibantu rekan-rekan dari marga Idik lewat penantian panjang dari 2021, selama 3 tahun hingga akhirnya pengeboran sumur Buah Merah ini berhasil.
“Meski dari sisi waktu atau time schedule kita memang sudah mundur dari waktu yang sebenarnya,” akuinya.
SKK Migas Perwakilan Papua Maluku, kata Subagyo, yang membawahi dua wilayah ini memang memiliki tanggung jawabnya cukup berat apalagi mengingat Sorong dulu terkenal dengan sebutan kota minyak.
Awalnya, operasi telah dilakukan sejak 1897 sampai 1945.
Kemudian di 1936 dilakukan pengeboran atau eksplorasi pada jaman Belanda di Klamono menjadi produksi yang cukup besar di tahun itu hingga mengalami top produksi itu di tahun 90-an sampai tahun 2000an tercatat 100-120 ribu barel.
Namun seiring berkembangnya waktu ini sudah 10 tahun kita tidak melakukan pengeboran eksplorasi.
Mengingat untuk wilayah Papua dan Maluku ini terkait proses perijinan butuh waktu.
Sehingga pihaknya mengharapkan dukungan dari stakeholder kemudian para pemilik hak ulayat karena trend produksi ini sudah turun bahkan sudah sangat memprihatikan.
“Dalam hal ini SKK Migas masih memikirkan 250 juta orang untuk memenuhi kebutuhan energi. Jadi untuk kebutuhan minyak kita itu masih impor. Kenapa? Karena produksi nasional kita masih memprihatinkan,” bebernya.
Subagyo mencontohkan di 2023 lalu, Papua dijatah lebih kurang 9 sumur eksplorasi sudah jalan dimana salah satunya di Petrogas tapi kurang bagus hasilnya.
“Kemudian mohon supportnya untuk di Buah Merah ini dapat berhasil tentunya dengan baik,” pintanya.
Ditambahkan Subagyo, pengeboran eksplorasi ini tentu prosesnya jangka panjang prosesnya 5-10 tahun. Karena nantinya, setelah dicek hasilnya kemudian dievaluasi apakah perlu dilakukan pengeboran lagi? Dari situ juga dibutuh proses administrasi yang memang cukup panjang.
Lanjutnya, dari 2024 sampai 2025 ini SKK Migas cukup agresif dengan adanya kegiatan-kegiatan seismik di darat dan laut dari klasternya Sorong sampai Bintuni sehingga pihaknya membutuhkan dukungan semua pihak untuk itu.
“Mohon bantuannya dari yang hadir di sini mungkin Pak distrik yang nanti akan terlibat dalam kegiatan-kegiatan open area itu istilahnya ngawang-ngawang.
Setelah eksplorasi ini kita masih memikirkan 20 sampai 30 tahun kedepan bagaimana anak cucu kita supaya dapat kebagian seperti jaman keemasan tahun 1990 – 2000an, Itu harapan kami. Karena tanggungjawab kita di SKK Migas yang diberikan cukup berat mengingat suplai yang kita butuhkan masih impor kira-kira sekitar 50% produk di 600 barel kebutuhan kita dari 1200 barrel sehingga kita masih impor 50%,” lanjutnya.
Dalam proses eksplorasi ini, sambung Subagyo, SKK Migas mempunyai target di 2030 sehingga mohon doanya agar sinergi yang sudah dijalankan ini akan berkesinambungan dan berjalan dengan baik.
“Targetnya satu juta barel minyak dan 12 miliar kubik gas nanti di tahun 2030. Ini tidak mudah karena minyak yang kita produksi ini sudah mulai turun. Artinya yang harus on strike yang harus diproduksikan ini semua mundur. Untuk proyek-proyek kita ada beberapa kendala seperti alam dan alat-alat kita yang terlambat saat kegiatan operasional,” harapnya.
Hadir dalam syukuran tersebut VP Eksplorasi sub holding Upstream Regional Indonesia Timur Dedi Yusmen, FOM Pertamina EP Papua Field Muslim Nugraha, Kadep Operasi Haryanto Syafri, Kadep Forkom Galih Agustiawan, kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan (DLHKP) Julian Kelly kambu mewakili Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Assisten 1 Setda Kabupaten Sorong Adi Bremantyo, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan ESDM PBD Yakub Su, Perwakilan Kodim 1802 Sorong, Polres Kabupaten Sorong, Polsek Klamono, Badan Pertanahan Kabupaten Sorong, Kepala Distrik Klamono, Kepala Distrik Klasafet, pemilik hak ulayat Yosias Idik dan Meriana Ulimpa, rekan-rekan jurnalis serta sejumlah tamu undangan lainnya.
ZAN