Koreri.com, Timika – Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah untuk kesekian kalinya kembali dibuat heboh.
Kali ini, heboh karena ulah seorang oknum ajudan dari Jeni O. Usmany, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) setempat yang menunjukkan aksi arogan saat mengawal sang bos, Selasa (30/4/2024).
Tak hanya menodongkan senjata, oknum yang dikabarkan adalah seorang prajurit TNI itu bahkan sempat mengeluarkan tembakan sebanyak dua kali.
Aksi arogan itu ditujukan kepada sekelompok warga masyarakat yang tergabung dalam Honai Adat Pengusaha Amungme Kamoro (HAPAK)
Adapun insiden tersebut sebagaimana diungkapkan Ketua HAPAK Oteanus Hagabal bermula saat pihaknya hendak bertemu dengan Kadisdik Mimika Jeni O. Usmani.
Namun keinginan HAPAK tersebut tak digubris oleh sang Kadis hingga kemudian memicu terjadinya adu mulut antara kedua belah pihak.
Bahkan keinginan bertemu dengan sang Kadis Jeni O. Usmany itu malah disambut dengan todongan senjata api (senpi) oleh sang ajudan meski hanya perkara perdebatan mulut.
“Kami ini datang kesana untuk bertemu dengan baik, ibu kepala dinas itu juga ada. Tapi kami menunggu hampir berjam-jam tidak bisa ketemu dengan beliau,” bebernya saat ditemui di kantor Sekretariat HAPAK, Selasa (30/4/2024).
Pihaknya saat itu ingin bertemu dan menunggu di lantai 2 berjam-jam.
“Kemudian saat sedang menunggu, yang bersangkutan malah keluar dari ruangan tanpa merespon kami yang sudah menunggu dari tadi,” bebernya.
Kemudian pihak HAPAK mengikuti sang Kadis turun ke lantai satu hingga kemudian terjadi adu mulut dan argumen antara kedua belah pihak. Bahkan perdebatan itu masih terus berlanjut hingga ke halaman kantor Disdik Mimika.
“Saat terjadi perdebatan itulah, datang si ajudan dari Kepala Dinas Pendidikan tersebut dan langsung menodongkan senjata tepat di hadapan kami para pengurus HAPAK yang ada. Dan merasa di tantang maka para pengurus HAPAK terpancing hingga situasi sempat memanas. Bukannya oknum ajudan itu menyimpan senjatanya, tapi malah mengeluarkan tembakan ke atas sebanyak dua kali,” sambung Oteanus Hagabal.
Pasca insiden itu, Kadis Jeni Usmany langsung menarik sang ajudan dan kemudian pergi meninggalkan lokasi tersebut.
Oteanus dalam pernyataanya kepada awak media, mempertanyakan apakah tindakan oknum ajudan itu wajib dilakukan? Ketika ada perdebatan, seorang ajudan bisa mengeluarkan sejata dan tembakan seperti itu,”
“Kami ini kan datang dengan baik-baik dan kami hanya beragumen mulut, tidak ada perdebatan fisik. Kenapa sampai mengeluarkan senjata dan menodongkannya kepada masyarakat seperti kami, kami sangat merasa terintimidasi,” kesalnya.
Sesungguhnya, kata Oteanus Hagabal, selaku pihak keamanan maka yang harus dilakukan adalah melindungi masyarakat. Namun ini malah sebaliknya, yaitu memicu konflik.
“Ini kalau anggota keamanan baik Kepolisian atau TNI yang punya kelakuan seperti ini bagaimana kami mau mengunjungi setiap kantor pemerintahan sedangkan seperti ini kelakuannya yang bisa seenaknya mengeluarkan dan menodongkan senjata kepada masyarakat,” bebernya lagi.
Salah satu pengurus HAPAK, Viktor juga mengecam perbuatan penodongan pistol hingga mengelurkan tembakan.
Baginya, itu sudah melanggar prosedural.
“Kita ini bukan di daerah konflik, kita ada dalam kota tidak ada ancaman fisik lalu kenapa dengan seenaknya bisa mengeluarkan senjata dan menodongkan ke kami? Bahkan sampai mengelurkan tembakan. Ini sangat brutal, ini dilakukan juga di tengah-tengah masyarakat, dan disaksikan semua pegawainya,” kecamnya.
Senada juga disampaikan Wakil Ketua HAPAK Tenius Kum. Ia secara tegas mengecam aksi itu.
“Kami ini dianggap seperti binatang, sedangkan kami sudah berjalan sesuai dengan prosedur tapi kenapa tidak digubris dengan baik? Kami ini bukan bertemu dengan Tuhan, sampai harus kaya begitu? Bahkan Bupati juga kalah lagi kalau kami mau ketemu,” kecamnya.
Tenius mengingatkan para para Kadis itu merupakan pelayan publik.
“Jangan bikin diri secara berlebihan. Kalian pelayan publik yang melayani masyarakat, kami datang dengan baik,” tegasnya mengingatkan.
Tenius langsung mendesak Bupati Mimika Eltinus Omaleng segera menonjobkan Kadisdik Jeni Usmany.
“Jadi kami minta kepada Bupati Mimika untuk Kepala Dinas Jeni O. Usmany segera dinonjobkan, karena berkelakuan yang buruk sekali,” desaknya.
“Kalau tidak, kantor itu akan kami Palang,” ancam Tenius.
Berikutnya, pihaknya meminta agar oknum anggota TNI yang merupakan ajudan dari Jeni O. Usmany itu ditindak tegas.
“Alat negara yang harusnya melindungi masyarakat ini malah digunakan untuk mengancam masyarakat. Jadi kami akan kawal agar oknum anggota TNI yang menjadi ajudan Jeni O. Usmani segera ditindak tegas,” kembali tegasnya.
Sekertaris HAPAK Araminus Omaleng pun tak tinggal diam. Dia sangat menyesalkan ada Kadis yang bersikap arogan dan menggunakan ajudan seperti itu.
“Kami sudah menyurat, kami bahkan datang secara baik-baik malah diperlakukan seperti itu. Bahkan sampai mengelurkan senjata api lalu menodong kami. Ini perlakuan yang buruk. Jadi kepala dinas model begini Bupati harus ambil tindakan tegas. Bukan berlagak kaya bos, sekali lagi kalian pelayan masyarakat bukan bos,” kecamnya.
Informasi yang diperoleh media ini, oknum TNI ajudan Kadisdik Mimika tersebut telah resmi dilaporkan ke Subden POM setempat.
TIM