Koreri.com, Sorong – Didampingi sejumlah Pejabat Utama (PJU), Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat Irjen Pol Johnny Eddizon Isir, S.I.K., M.T.C.P. memberikan arahan kepada calon siswa peserta rekrutmen Polri terpadu Bintara T.A 2024 wilayah Papua Barat Daya di Auditorium Aula Unimuda Sorong Aimas, Jumat (17/5/2024).
Arahan juga diikuti oleh calon siswa (casis) wilayah Papua Barat dari Gedung Arfak Convention Hall Mapolda Papua Barat (secara daring).
Dalam arahannya, Kapolda Isir menyampaikan tujuan dilaksanakan kegiatan itu adalah untuk memberikan pemahaman kepada casis terkait dengan uji psikologi tahap II dan tahapan berikutnya selama seleksi.
“Rekan – rekan sudah melaksanakan tes psikologi, kawan-kawan yang ikut lewat zoom sudah tau nilai kalian berapa,dan itu adalah hasil usaha dari rekan-rekan sekalian,dan nanti kalau dinyatakan lulus itu karena usaha kalian” ucap Kapolda.
“Standar nilai kelulusan adalah angka 61 keatas, ini yang harus disimak baik – baik kemudian khusus untuk anak asli Papua itu dilakukan pemetaan. Batas pemetaan 40 sampai 49 dinyatakan memenuhi syarat (MS) atau lulus. Jangan bangga, tetap berusaha, kemudian khusus anaknya yang dibawah 30 tidak akan diterima. Dalam pemetaan yang 30 sampai 39 khusus untuk anak yang yatim piatu itu kebijakan saya, itu akan memenuhi syarat, yang kedua anak anak yang dari daerah jauh – jauh, itu kita akan prioritaskan,” tambah Kapolda.
“Saat ini saya berhadapan dengan total semua 4.451 tolong dingat bahwa yang diterima 1.000, artinya kawan-kawan bersaing, tolong persiapkan diri yang baik. Untuk nilai dari tahap tes ini dapat mempengaruhi proses perangkingan nanti baik yang Manokwari maupun Sorong. Tetapi kita ambil 1.000, artinya apa? Rekan – rekan persiapkan diri dengan baik, tolong disadari untuk tes berikutnya akademik dilaksanakan tanggal 20 sampai 25 Mei 2024, nanti setelah itu pemeriksaan kesehatan tahap 2, jadi tolong yang jelas diingat.” jelas Kapolda.
“Silahkan rekan-rekan mempersiapkan diri dengan baik,” imbuhnya.
Selanjutnya, ada kebijakan terkait dengan proporsional untuk orang asli Papua (OAP) 70% dan Orang Nusantara 30%.
“Jangan anggap remeh untuk yang OAP siapkan diri baik – baik, Tolong diingat masih ada akademik, Rikkes 2, jasmani, penelusuran mental kepribadian, paling terakhir kalau nanti kawan-kawan ada orang tua yang keberatan, jangan bertindak melanggar hukum, contoh melawan petugas, palang jalan, jangan berani berani melakukan itu. Kalau lakukan itu, saya akan data dan tidak akan dapat tes dikemudian hari lagi. Kalau tidak lulus dapat konseling supaya tahu kekurangannya,” tutup Kapolda Papua Barat.
KENN