Koreri.com, Kasim – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Kasim menggandeng Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sorong melakukan penyuluhan pertanian keberlanjutan, Rabu (5/6/2024).
Hal ini menjadi salah satu upaya serius dalam merespon perubahan iklim.
Penyuluhan dilakukan di 3 kampung dan 1 dusun di wilayah Distrik Seget selama 3 hari berturut-turut.
“Ini menjadi respon kami terhadap peningkatan suhu bumi akibat efek gas rumah kaca (GRK) yang besar dari aktivitas manusia sehingga tertutupnya atmosfer bumi,” jelas Bambang Imawan selaku Pjs. Area Manager Comm, Rel, CSR & Compliance Kilang Kasim.
Dikatakan, kegiatan yang berbasis pada perubahan iklim ini rutin dilakukan setiap tahun.
“Dalam 3 tahun terakhir ada 10 kampung binaan Kilang Kasim yang mengikuti program Kampung Iklim. Di dalamnya terdapat pemenuhan pangan lokal dan pertanian berkelanjutan,” ujar Bambang.
Di Kampung Iklim ini, Kilang Kasim rutin memberikan penyuluhan pertanian kepada masyarakat demi terpenuhinya pangan lokal yang berdampak pada pengurangan stunting.
Ditambahkannya, program pertanian berkelanjutan merupakan metode penanaman yang fokus pada ekologi dan ekonomi.
“Pertanian tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi memperhatikan dampak terhadap alam dan masyarakat. Prinsip utamanya penggunaan sumber daya secara bijaksana,” ucapnya.
Respon Pemerintah
Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sorong, Ernawati mengatakan ketahanan pangan di Distrik Seget ini harus berbasis pada sumber daya lokal yang mudah diakses.
“Masyarakat harus bisa bertani dan berkebun supaya bisa memberikan gizi yang cukup pada anak sehingga tidak ada lagi kekurangan gizi atau stunting,” ujarnya.
“Ini merupakan upaya konkret perusahaan agar tidak terjadi kelaparan dan kekurangan pangan di area sekitar perusahaan,” ucap Ernawati.
Ditambahkan Dinas Ketahanan Pangan Sorong selalu memonitor puluhan distrik agar masyarakat bisa belajar memenuhi gizi yang cukup setiap hari.
“Ini sangat penting untuk menekan angka stunting yang tinggi di wilayah Papua Barat Daya,” tutup Ernawati.
KPI