Koreri.com, Sorong – Dalam rangka mendorong ekonomi syariah di Provinsi Papua Barat Daya, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat menggelar talkshow “Muamalah” (Mendorong UMKM Daerah) bertempat di Hotel Rylich Panorama Kota Sorong, Jumat (14/6/2024).
Talkshow tersebut mengusung tema “Mendorong Literasi Keuangan Syariah yang inklusif di Tanah Papua”.
Hadir di momen itu, Penjabat Gubernur PBD diwakili Kabiro Perekonomian dan Admistrasi Pembangunan Eksan Musa’ad, Asisten 2 Kota Sorong Thamrin Tajuddin, jajaran Forkopimda, para Akademisi dan tamu undangan lainnya.
Roni Cahyadi, Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat dalam pernyataan menyebutkan sejak awal Juni 2024 telah dilaksanakan beberapa kegiatan seperti perlombaan, business matching hingga sertifikat halal kepada UMKM.
“Dan puncaknya hari ini kita mengadakan acara Muamalah yang akan dilanjutkan dengan Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah dengan tema Mendorong Literasi Keuangan Syariah yang Inklusif di Tanah Papua,” urainya.
Kegiatan Muamalah ini merupakan rangkaian tahapan menuju kegiatan Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia atau FESyar KTI yang merupakan salah satu program nasional yang diselenggarakan oleh BI.
Acara ini juga merupakan rangkaian kegiatan awal sebelum dilaksanakan Indonesia Ekonomi Syariah Festival (IESF) yang akan diselenggarakan pada Oktober 2024 mendatang.
“Kami atas nama BI juga berterima kasih kepada Komite Syariah PBD yang sudah berkolaborasi dengan kami untuk penyelenggaraan kegiatan ini serta dengan Himpunan Bisnis Pesantren atau HiBiTren. Kita berkomitmen bersama untuk pengembangan ekonomi syariah terutama di PBD,” imbuhnya.
Lebih lanjut jelas Roni, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Dimana, berdasarkan laporan dari Dinar Standard industri halal di Indonesia saat ini telah mencapai peringkat 2 secara global.
“Sementara di Papua Barat Daya sendiri, perkembangan industri syariah mengalami pertumbuhan walaupun belum sebesar yang diharapkan,” jelasnya.
Roni mencontohkan pada April 2024, dimana kondisi perbankan syariah di PBD yang menjadi salah satu indikator perkembangan ekonomi syariah, dari sisi aset mengalami pertumbuhan sebesar 7,25 persen year on year atau sebesar Rp 465 miliar di April 2023 menjadi Rp 499 miliar April 2024.
Kendati demikian, Roni mengakui, market share perbankan syariah masih cukup rendah dibandingkan dengan total aset perbankan secara keseluruhan di PBD yakni 4,93 persen.
“Jadi kita masih membutuhkan berbagai kegiatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Papua Barat Daya.
Pertumbuhan aset ini, ditopang khususnya oleh peningkatan dana pihak ketiga yang tumbuh sebesar 4,69 persen secara year on year serta dari pembiayaan syariah yang naik sebesar 13,23 persen secara year on year di posisi April 2024,” rincinya.
“Tentu ini menjadi tugas besar kita bersama-sama untuk mendorong ekonomi syariah agar bertumbuh. Mudah-mudahan bisa bertumbuh bersama dengan ekonomi konvensional,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda PBD Eksan Musa’ad mengapresiasi giat Muamalah ini.
“Kami menyampaikan apresiasi dan menyambut baik pelaksanaan kegiatan yang sangat baik ini. Karena akan menggali potensi ekonomi dan keuangan syariah dalam membangun masyarakat yang berkelanjutan di Papua Barat Daya,” akuinya.
Eksan berharap, melalui kegiatan Muamalah itu dapat memberikan literasi atau pemahaman kepada kalangan masyarakat mengenai ekonomi syariah di wilayah Papua Barat Daya.
“Ekonomi dan Keuangan Syariah diharapkan menjadi katalisator dalam pengembangan perekonomian di wilayah Papua Barat Daya melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya,” tukasnya.
Dalam giat ini, juga diserahkan beberapa penghargaan diantaranya kepada Pondok Pesantren Unggulan, Pemberian Sertifikat Halal kepada UMKM, hadiah bagi pemenang Lomba pemberdayaan lembaga ZISWAF serta Bisnis matching pembiayaan syariah melalui Bank Mandiri dan Bank BRI.
ZAN