Koreri.com, Jakarta – Terhitung hari ini, industri hulu migas telah memberikan bakti dan pengabdiannya selama 22 tahun kepada negara.
Sebagai wujud rasa syukur, seluruh insan hulu migas berkumpul di kantor SKK Migas di Jakarta dan 5 (lima) kantor Perwakilan untuk memperkuat komitmen dan membangkitkan semangat demi terus memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa dan negara menuju Indonesia Maju 2045.
Dalam sambutannya, Sekretaris SKK Migas, Luky A Yusgiantoro menyampaikan bahwa sejak 2002, Pemerintah Indonesia telah menunjuk badan khusus untuk mengelola dan mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha hulu migas yaitu BP MIGAS yang kemudian berubah menjadi SKK Migas.
Untuk mensyukuri berbagai pencapaian tersebut, Luky menyampaikan bahwa SKK Migas akan melaksanakan rangkaian kegiatan yang dimulai hari ini hingga bulan September 2024. Rangkaian kegiatan ini dibagi dalam 4 aspek, yakni Sosial, Kesehatan, Lingkungan, dan Apresiasi. Keseluruhannya menggambarkan wujud pengabdian dan bakti hulu migas untuk negeri.
Luky menjelaskan, baik di Jakarta maupun seluruh kantor perwakilannya, SKK Migas mengawali rangkaian kegiatan dengan selebrasi bersama di hari ini.
Kemudian diikuti dengan kegiatan Clean Up Day, inisiasi recycling sampah yang diberi nama Zero Waste to Landfill, donor darah, kegiatan penanaman pohon, Pekan Olahraga SKK Migas – KKKS dengan 5 cabang olahraga (Tenis, Tenis meja, Basket, Mini Soccer dan Badminton), lomba fotografi, friendly golf tournament, Hulu Migas Berlari yaitu kegiatan Fun Walk & Run kemudian akan diakhiri dengan malam penghargaan untuk pemangku kepentingan termasuk Anugerah Karya Jurnalistik.
“Partisipasi aktif dari semua pihak sangat penting untuk memastikan bahwa kegiatan ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan negara”, kata Luky menyampaikan harapannya.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan selebrasi 22 tahun hulu migas berbakti dan mengabdi untuk negeri, dilakukan pula peluncuran IOG E-Commerce tahap 3, pemberian santunan anak yatim di Jakarta dan Pekanbaru, kegiatan donor darah di Sorong, penghargaan bagi pekerja SKK Migas, KKKS dan tenaga ahli daya yang telah bekerja 22 tahun, serta penandatanganan kerjasama dengan Kertabumi untuk daur ulang sampah.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam penyampaian arahan, mengutip pesan Bapak Proklamator, Ir. Sukarno, menyampaikan kepada seluruh insan hulu migas agar jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah.
“Kami mengundang Bapak dan Ibu untuk mengapresiasi pencapaian industri hulu migas selama dua dekade terakhir, memberikan apresiasi atas pondasi dan kontribusi yang diberikan oleh senior-senior sehingga hulu migas berhasil mencapai tahap ini,” ungkapnya.
Kepala SKK Migas menyampaikan bahwa selama 22 tahun terakhir, industri hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara setelah pajak, dengan total kontribusi sebesar Rp 5.045 triliun.
Dia juga menyampaikan bahwa SKK Migas dan KKKS terus mencari dan mengembangkan cadangan migas baru sehingga berhasil mempertahankan nilai rasio penggantian cadangan atau Reserves Replacement Ratio (RRR) di atas 100% selama enam tahun berturut-turut.
“Ini adalah pengabdian hulu migas untuk memastikan bahwa industri ini akan berkelanjutan untuk generasi yang akan datang dan mendukung kecukupan energi dimasa depan,” ujarnya.
Industri hulu migas terus meningkatkan kontribusinya dalam mendukung industri dalam negeri lainnya, dengan terus memberikan prioritas gas untuk kebutuhan domestik.
Menurut Dwi Soetjipto, sejak tahun 2012, pasokan gas untuk kebutuhan domestik terus meningkat. Saat ini sekitar 70% pasokan gas adalah untuk domestik, kemudian kelebihannya diekspor.
“Pemenuhan kebutuhan gas untuk domestik itu paling utama, jika ada lebih lalu diekspor. Karena itu kami juga mendorong industri pengguna gas untuk terus meningkatkan kapasitanya,” ujarnya.
Menurut Dwi, peningkatan produksi gas belum diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur gas, akibatnya contohnya di Jawa Timur terjadi kelebihan gas hingga 150 MMSCFD yang tidak bisa diproduksi karena tidak ada yang menyerap.
Hal yang sama juga terjadi di Natuna.
Dwi menambahkan bahwa saat ini Pemerintah telah memberikan perhatian untuk pembangunan infrastruktur gas seperti proyek pipa gas Dumai-Sei Mangke dan penyelesaian proyek pipa Cisem II.
“Jika Sumatera, Jawa hingga Bali sudah terhubung infrastruktur gas, maka potensi gas yang ada dapat lebih dioptimalkan, dan kebutuhan industri pengguna gas dapat dipenuhi”, kata Dwi.
“Kita juga telah menyelesaikan proyek-proyek besar seperti lapangan Jangkrik, lapangan Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3. Selain itu kegiatan usaha hulu migas, seperti pengeboran dan eksekusi proyek, turut menciptakan multiplier effect bagi industri lain melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), yang mencapai Rp 76,5 triliun pada tahun 2023 serta penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja. Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh sektor hulu migas kini bernilai US$ 67,7 miliar atau, jika dikonversi dengan kurs saat perolehan aset, setara dengan Rp 621 Triliun”, imbuhnya.
Terkait kiprah industri hulu migas di masa yang akan datang, Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa hulu migas telah memiliki Long Term Plan (LTP) yang merupakan rencana jangka menengah dan panjang untuk merealisasikan produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD.
LTP ini diupayakan melalui empat strategi, yaitu Improving Existing Asset Value, Transformation Resources to Production, Waterflood and Enhanced Oil Recovery, dan Exploration for Giant Discovery dengan rencana proyek mencapai 138 proyek hulu migas dari tahun 2024 hingga 2029.
Proyek-proyek ini akan membutuhkan total investasi senilai Rp543 triliun.
“Besarnya investasi hingga 2029 menunjukkan bahwa industri hulu migas tetap berkembang ditengah transisi energi untuk memastikan kecukupan pasokan energi di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Dwi Soetjipto mengingatkan seluruh insan hulu migas agar tidak menjadi jumawa dengan pencapaian yang ada, karena tantangan yang menanti industri hulu migas ke depan lebih berat.
Kebutuhan migas akan terus meningkat secara volume, karena migas masih sangat dibutuhkan tidak hanya untuk sektor energi, tetapi juga sebagai bahan baku atau feedstock bagi industri petrokimia.
“Saya mengharapkan komitmen yang diimplementasikan dalam kerja keras, kerja nyata, serta terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi,” ujarnya memberikan pesan kepada insan hulu migas.
Dwi juga mengingatkan seluruh pekerja SKK Migas dan KKKS bahwa LTP ini adalah komitmen bersama yang harus ditepati, karena pencapaian LTP sangat krusial bagi ketahanan energi Indonesia.
“Kontribusi kita semua dalam mewujudkan LTP merupakan bentuk bakti dan pengabdian kita untuk negeri di masa yang akan dating”, imbuhnya seraya mengajak seluruh insan hulu migas untuk terus berbenah dan memperbaiki diri.
Dwi meminta agar industri ini tidak lagi bekerja dengan cara-cara yang lama.
“Marilah kita adopsi mindset baru yang akan memperkuat cara-cara kerja kita yaitu Having a Sense of Urgency and Sense of Crisis; Innovative and Result-Oriented; dan Collaborative”.
Pada kesempatan tersebut, Dwi Soetjipto juga menyampaikan harapan indusri hulu migas yaitu percepatan disahkannya UU Migas yang akan memberi kepastian hukum bagi bisnis ini.
Dwi menyampaikan kepada para pemangku kepentingan bahwa SKK Migas dan para KKKS siap untuk duduk bersama dan mendiskusikan poin-poin harapan tersebut sehingga ditemukan solusi yang baik bagi semua.
“UU Migas akan menjadi payung dan mendorong terlaksananya rencana-rencana besar dalam LTP serta mendukung keberlanjutan industri ini hingga berpuluh tahun kedepan,” pungkasnya.
RLS