Koreri.com, Jakarta – Pohon pisang memiliki segudang manfaat baik dari segi ekonomi, lingkungan maupun kesehatan.
Bahkan dengan inovasi terbaru yang dilakukan oleh Pertamina EP Papua Field (PEP Papua) yang merupakan bagian dari Zona 14, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina, pelepah pisang dapat meningkatkan keandalan sistem fuel filter diesel engine yakni sebagai filter/penyaring bahan bakar mesin diesel.
Akibatnya, inovasi ini mampu memberikan penghematan biaya hingga Rp 400 juta per tahun untuk perusahaan.
Bertepatan dengan peringatan ke-79 Hari Pertambangan dan Energi, penghargaan tersebut diserahkan kepada perusahaan atas kontribusinya di dalam pembangunan nasional terkhusus di sektor energi dan sumber daya mineral.
Inovasi ini merupakan salah satu karya dalam ajang continuous improvement program (CIP) Tim FT Prove Terapis PEP Papua Field. Produk yang diciptakan oleh tim yang beranggotakan Wahyu Aristanto, Alberth Douglas Sorondanya, Royke Suripatty, Kevin Suripatty, Dicky Ardiansyah, dan Muhammad Fathin Juzar, berpotensi diaplikasikan dan dikomersialisasikan di seluruh industri yang mengoperasikan mesin diesel.
PEP Papua Field Manager Muslim Nugraha menuturkan inovasi ini tercipta berdasarkan latar belakang masalah berupa tingginya frekuensi unplanned shut down mesin diesel karena masalah kotoran yang terikut dalam bahan bakar.
Kemampuan filtrasi TERAPIS telah diuji Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas (LEMIGAS) Kementerian ESDM dan terbukti bahwa kemampuan menyaringnya dua kali lipat lebih baik dibandingkan penyaring bahan bakar standar manufaktur. Sisa pakai penyaring bahan bakar standar manufaktur dapat diturunkan hingga 98%.
Normalnya, penyaring bahan bakar harus diganti baru utuh satu rangkaian.
“Keandalan mesin diesel dapat ditingkatkan dan dapat menghemat biaya maintenance secara signifikan, berkat TERAPIS yang Hemat, Optimal, Tahan lama,” ujar Muslim.
General Manager Zona 14 Dadang Suwargono menambahkan bahan baku pelepah pisang hingga produk rangkaian penyaring berbahan pelepah pisang disokong dari warga lokal Sorong dengan dilakukan pelatihan terlebih dahulu oleh tim Terapis.
Selain untuk kepentingan operasi perusahaan, inovasi ini juga telah diterapkan dalam program Program Pengolahan Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PERI BERDAYA) untuk masyarakat di Distrik Klamono dan Distrik Klasefet, Kabupaten Sorong, yang selama ini memanfaatkan air sungai, air tadah hujan dan sumur gali yang memiliki kualitas air yang tidak layak.
Direktur Regional 4 Pertamina EP Cepu, M. Arifin menambahkan, Pertamina EP Papua berkomitmen melaksanakan inisiatif environmental, social and governance (ESG) sebagai kerangka kinerja keberlanjutan.
“Menciptakan iklim dan mendorong inovasi, serta mengembangkan sumber daya manusia merupakan salah satu perhatian kami dari aspek sosial. Kegiatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) no. 9 Industri,” pungkasnya.
RLS
