Koreri.com, Saumlaki – Program pasar murah yang diselenggarakan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk menyambut Natal dan Tahun Baru mendapat perhatian luas dari masyarakat.
Namun, di balik antusiasme warga, muncul keluhan terkait distribusi yang dinilai tidak tepat sasaran.
Banyak yang merasa bahwa bantuan ini lebih banyak dinikmati oleh kalangan pedagang kecil dan ASN, sementara warga yang benar-benar membutuhkan harus pulang dengan tangan kosong.
Kekecewaan Warga di Tengah Antrian
Di tengah hiruk-pikuk antrian pasar murah, tampak sejumlah pedagang kecil dan ASN turut membeli paket sembako yang sejatinya diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu.
Hal ini kemudian menimbulkan kekecewaan mendalam, terutama bagi warga seperti Teus Lamere, dari Desa Tumbur.
“Harusnya sembako murah ini diberikan kepada orang Kristen yang merayakan Natal dulu. Kalau Idul Fitri, baru giliran umat Muslim. Tapi kenyataannya, yang datang ini rata-rata pedagang kios yang membeli banyak-banyak untuk dijual lagi. Bagaimana dengan kami, masyarakat yang benar-benar membutuhkan?” keluhnya.
Keluhan senada juga disampaikan oleh pasangan suami istri Sinta Rangkoly, yang datang jauh-jauh dari kampung berharap mendapatkan paket beras murah.
Namun, mereka harus kecewa karena hanya tiga orang dari desanya yang berhasil mendapatkan kupon.
“Kami kecewa dan memilih pulang saja. Kalau tidak dapat, mau bagaimana lagi?” ujar mereka pasrah.
Tantangan Distribusi dan Keberpihakan
Salah satu masalah utama yang dikeluhkan adalah distribusi kupon yang tidak merata.
Selain itu, keterlibatan ASN dalam antrian sembako murah juga menjadi sorotan.
“ASN itu sudah digaji dari pajak masyarakat, kenapa mereka juga ikut mengambil kupon sembako murah? Ini sangat tidak adil,” kecam seorang warga dengan nada geram.
Warga juga mencurigai adanya praktik “orang dalam” yang memprioritaskan pedagang atau pihak tertentu.
Hal ini semakin memperkuat anggapan bahwa pasar murah belum sepenuhnya menyentuh sasaran yang tepat.
Harapan untuk Perbaikan
Meski program pasar murah diharapkan meringankan beban masyarakat, realitas di lapangan menunjukkan perlu adanya evaluasi mendalam.
Warga berharap ke depannya distribusi bantuan dapat lebih adil dan transparan.
“Kami ingin bantuan ini benar-benar sampai ke masyarakat miskin, bukan kepada pedagang atau pihak yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi,” harap Teus.
Sebagai salah satu inisiatif pemerintah untuk menekan inflasi dan membantu masyarakat menyambut Natal, pasar murah ini sebenarnya memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif.
Namun, jika permasalahan distribusi dan prioritas tidak segera diatasi, niat baik program ini bisa kehilangan maknanya.
Warga Tanimbar berharap agar ke depannya pemerintah lebih bijaksana dalam mengelola program seperti ini sehingga benar-benar menjadi berkah bagi yang membutuhkan.
NKTan