Koreri.com, Saumlaki – Saat Natal dan Tahun Baru tiba, banyak keluarga menghadapi tantangan finansial akibat lonjakan harga kebutuhan pokok.
Di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Dinas Ketahanan Pangan telah mengambil langkah cerdas dengan menyelenggarakan pasar murah.
Namun, seberapa efektifkah program ini dalam membantu masyarakat dan menekan inflasi?
Langkah Strategis di Tengah Lonjakan Harga
Dengan menyediakan paket beras premium dan bahan kue dengan harga jauh di bawah pasaran, pasar murah ini menjadi angin segar bagi masyarakat.
Ketika harga beras premium di pasaran berkisar Rp85.000 hingga Rp90.000, menjualnya hanya seharga Rp65.000 tentu merupakan langkah strategis. Begitu pula dengan paket bahan kue seharga Rp80.000 yang mencakup berbagai kebutuhan dasar.
Namun, meski program ini terlihat menjanjikan, pertanyaan penting muncul: apakah bantuan ini cukup menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan?
Dengan hanya menyediakan 1.350 paket, jumlah ini mungkin masih jauh dari kebutuhan total masyarakat di Tanimbar, terutama mereka yang berada di pelosok.
Tantangan Logistik dan Ketergantungan Pasokan Luar Daerah
Kenaikan harga telur menjadi salah satu masalah yang mencolok. Ketiadaan pasokan lokal yang memadai memaksa Tanimbar bergantung pada distribusi dari Kupang dan Ambon.
Selain itu, keterbatasan kupon per orang—dua kupon saja—menimbulkan pertanyaan mengenai keadilan distribusi. Apakah kebijakan ini benar-benar menjamin bantuan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan?
Dampak dan Harapan ke Depan
Terlepas dari kekurangannya, pasar murah ini menunjukkan bahwa Pemerintah daerah tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
Dukungan distributor lokal juga patut diapresiasi, meski keberlanjutannya tergantung pada kestabilan harga dan pasokan.
Namun, program ini harus menjadi awal dari langkah yang lebih besar.
Pemerintah perlu memikirkan cara untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal, mengurangi ketergantungan pada daerah lain, dan memastikan pasar murah semacam ini bisa menjadi solusi permanen, bukan hanya kebijakan musiman.
Di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi banyak keluarga, pasar murah memang menjadi solusi sementara yang efektif.
Tetapi untuk jangka panjang, keberlanjutan program ini akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah merancang kebijakan yang lebih holistik dan inklusif.
NKtan