Koreri.com, Timika – Dalam suasana penuh iman dan kebersamaan, panitia pentahbisan Uskup terpilih Keuskupan Timika, Mgr. Bernadus Bofitwos Baru, OSA, melaksanakan gladi resik dua hari menjelang pentahbisan yang dijadwalkan pada tanggal 14 Mei 2025 nanti.
Proses persiapan berlangsung aman, tertib, dan sarat makna spiritual.
Gladi resik mencakup seluruh rangkaian acara, dimulai dari prosesi arak-arakan peralatan liturgi Uskup terpilih yang diberangkatkan dari SMP Santo Bernardus oleh keluarga besar masyarakat Maybrat, menyusuri Jalan Cenderawasih menuju Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Papua Tengah, Minggu (11/5/2025).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Panitia Pentahbisan, Johannes Rettob, Sekda Mimika Petrus Yumte, dan Ketua TP-PKK Mimika Suzy Herawati Rettob, yang bersama umat menyaksikan jalannya gladi resik dengan penuh sukacita.
Prosesi yang sakral ini mencapai puncaknya ketika keluarga menyerahkan Mgr. Bernadus Bofitwos Baru, OSA di depan Porta Sancta kepada Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Nunsius Apostolik Mgr. Piero Pioppo, yang nantinya akan menahbiskan sebagai Uskup Keuskupan Timika.
Gladi resik dilanjutkan dengan ibadah Ekaristi Tahbisan Uskup akan digelar secara khidmat di Gereja Katedral Tiga Raja Timika pada tanggal 14 Mei 2025 pukul 10.00 WIT.
“Kita melibatkan banyak unsur masyarakat, termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang mengerahkan pemuda lintas agama, baik Muslim maupun Kristen, untuk menjaga ketertiban dan menciptakan suasana damai,” ujar Johannes.
Untuk kelancaran acara, ruas jalan dari Bank Papua hingga Diana akan ditutup dan difungsikan sebagai area parkir pada hari pelaksanaan.
Dalam semangat persaudaraan dan toleransi, Bupati Mimika, Johannes Rettob, mengajak seluruh warga untuk menjaga kedamaian dan ketertiban selama rangkaian acara.
“Mari kita rayakan peristiwa iman ini dengan damai, tanpa mabuk-mabukan atau tindakan yang mengganggu kenyamanan bersama,” kata Johannes Rettob.
“Saya sudah mengeluarkan surat edaran sebagai bentuk dukungan kita semua,” pesannya.
Pentahbisan ini bukan hanya menjadi momen penting bagi Gereja Katolik di Timika, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan harapan bagi seluruh umat, bahwa kasih dan kebersamaan dapat terus tumbuh di tengah masyarakat yang majemuk.
EHO