Koreri.com, Sorong – Gubernur Elisa Kambu menegaskan fokus Pemerintahan yang dipimpinnya akan diutamakan pada sejumlah sektor krusial dalam memperkuat sumber daya manusia di Provinsi Papua Barat Daya pada 2026 mendatang.
Penegasan itu disampaikannya saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang ) Otonomi Khusus (Otsus) dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) pertama tahun anggaran 2026 bertempat di Rylich Panorama Hotel Sorong, Kamis (15/5/2025).
Musrenbang Otsus RKPD 2026 mengusung “Papua Barat Daya Cerdas melalui Penataan Tata Kelola Pembangunan yang Maju, Inovatif dan Berdaya Saing” ini akan berlangsung sejak 15 – 21 Mei 2025.
“Ini kita bicara 2026 dan kebetulan Musrembang pertama 2025 ini, kita penyesuaian saja dengan hal-hal yang sudah berlangsung selama ini. Jadi memang harus kita mulai dengan fokus, berangkat dari data yang kita miliki. Karena dari data itu, kita akan lihat titik start nanti 5 tahun ke depan apakah ada target yang kita capai atau malah semakin jauh dari target,” ungkapnya kepada awak media, Kamis (15/5/2025).
Gubernur Elisa mengakui Musrembang kali ini sedikit berbeda yang dari yang umumnya.
“Saya saja memberikan waktu penuh disini dengan tujuan untuk mengawal itu, meyakinkan dan mengajak teman-teman supaya mereka tidak melihat ini hanya formalitas atau kebiasaan, tidak seperti itu,” sambungnya.
Musrenbang ini, lanjut Gubernur, harus dilihat sebagai tanggung jawab bersama untuk memulai meletakkan pijakan-pijakan yang diharapkan bersama bisa membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah dan pesoalan yang dihadapi semua masyarakat di Papua Barat Daya.
“Kita semua punya mimpi Papua Barat Daya yang manusianya cerdas, sehat, produktif. Dan kalau menuju kesanakan, SDM itu nomor satu. Tapi SDM itu tidak bisa turun dari langit, toh? Kita harus mulai dari apa yang dia makan, terus asupan gizi untuk kesehatan, pendidikan. Orang sehat untuk sekolah tapi kalau dia lapar tentu tidak bisa, itu juga menjadi focus,” tegasnya.
Gubernur juga menyinggung soal konektivitas antar wilayah yang diakuinya tetap menjadi fokus dalam upaya mendukung kebutuhan-kebutuhan masyarakat termasuk perbanyak program padat karya.
“Memang tadi kalau lihat, tingkat pengangguran banyak, kesenjangan banyak, ya kita juga ingin mengatasi semua itu. Kalau nanti kita bicara baik-baik ke 2025 ini ada program-program yang mungkin harus padat karyanya banyak atau diperbanyak supaya masyarakat banyak yang terlibat sehingga bisa menyerap tenaga kerja. Sehingga angka kemiskinan atau pengangguran bisa berkurang dan lain sebagainya. Fokus kita ada disitu,” bebernya.
Untuk itu, Gubernur berharap semua Bupati juga teman-teman dari Kabupaten yang datang ke forum ini dapat saling berbagi informasi yang akan terekam melalui LKDP. Agar supaya nanti pembahasan selanjutnya tidak repot.
“Kalau itu sudah ada, ada rumahnya, tinggal kita isi ruang ruangnya itu,” kembali tegasnya.
Disinggung soal program pendidikan gratis yang sudah mulai berjalan di beberapa wilayah, Gubernur menegaskan kembali komitmen dukungan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.
“Nanti malam ini kami tuntaskan. Saya dengan para Bupati, kita akan diskusikan. Mereka sudah jalan. Katanya Raja Amat, Sorong Selatan nanti, mungkin Kabupaten Sorong juga sudah jalan. Tapi kita akan lihat, kalau ada yang masih kurang, dimana yang kami bisa masuk namun kita juga harus pastikan, tidak bisa dengar saja. Datanya berapa, sasarannya mereka jangkau dan ongkosnya berapa? Itu juga kita lihat sama-sama,” tekannya.
Gubernur menekankan provinsi juga punya kewajiban untuk melakukan intervensi. Meski kewenangan itu di kabupaten, tapi provinsi bisa intervensi dalam kebijakan tapi juga melalui dukungan pembiayaan.
“Kalau ada uang kita bantu dan kalau untuk pendidikan pasti kita bantu, tidak tahu nanti dari mana kita akan lihat,” cetusnya.
Gubernur juga memastikan matrikulasinya sangat siap. Bahkan sejumlah MoU yang selama ini berjalan akan dilakukan evaluasi.
“Kita juga akan melakukan evaluasi juga dengan beberapa MoU yang selama ini dilakukan terlalu besar membebani kita. Hanya dengan sekelompok kecil tapi anggarannya terlalu besar. Selama ini dengan Golden Gate terlalu besar, 2 tahun ini saja sudah habis 80-an milyar,” singgungnya.
Termasuk soal stunting akan bicarakan juga dimana akan dibuatkan pemetaannya.
“Juga cakupan imunisasi kita dan kemiskinan ekstrim. Semua hal ini nanti kita lihat. Nanti 2026 kita lihat, dia meningkat atau dia turun dari itu atau dia masih tetap dengan angka yang itu,” pungkasnya.
KENN