Tim Peneliti Universitas Negeri Malang Mengukur Tingkat Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa

Dr Komarudin Jogja

Koreri.com, Malang – Saat ini, sebagian besar mahasiswa jenjang S1 berada dalam kelompok Gen Z yang terindikasi memiliki kerentanan terhadap masalah-masalah psikologis, seperti: kesehatan mental, stress, depresi, putus kuliah, bahkan tindakan yang mengarah pada bunuh diri.

Masalah psikologis ini berdampak pada penurunan kesejahteraan psikologis mahasiswa yang dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan potensi diri, sulit beradaptasi dengan lingkungan kampus, dan putus kuliah. Riset dalam 1 dekade terakhir menunjukkan bahwa potensi perurunan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa terjadi di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Sejalan dengan fenomena yang terjadi, maka tim peneliti yang diketuai oleh Dr.Nur Eva, M.Psi.,Psikolog melakukan penelitian terhadap 1019 responden mahasiswa yang berasal dari 5 wilayah kabutan/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena Provinsi ini merupakan kota pelajar yang dapat dijadikan barometer dari gambaran mahasiswa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Selama Bulan Februari hingga April 2025, Komarudin, M.Psi.Psikolog selaku anggota dari tim penelitian telah melakukan pengambilan data di 5 kampus di Yogyakarta, seperti UAD, UII, UMBY, UGK, dan IKIP PGRI Wates. Responden tampak antusias menyambut kehadiran tim peneliti dan memberikan respon yang positif dengan mengisi 4 instrumen penelitian yang diberikan.

Hasil Penelitian

Secara deskriptif, hasil penelitian menunjukkan 601 mahasiswa atau 59% dari sampel penelitian memiliki tingkat kesejahteraan psikologis dalam kategori sedang, sedangkan 41% lainnya sudah memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada sebagian besar responden memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang cukup baik, namun tidak sepenuhnya optimal.

Responden mungkin mengalami beberapa kesulitan dalam mengelola emosi, stres, atau dalam hubungan sosial, tetapi masih berfungsi dalam baik dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini juga memberikan kontribusi teoritis yang signifikan terhadap pengembangan kajian kesejahteraan psikologis berbasis teori Psychological Well Being dari Ryff (1989) dan Conservation of Resources Theory (COR) dari Hobfoll (1989).

Tentunya hasil penelitian ini juga dapat diimplikasikan secara praktis bagi berbagai pihak. Misalnya bagi mahasiswa, grit dan dukungan sosial terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, baik secara langsung maupun melalui problem focused coping. Oleh karena itu, mahasiswa disarankan untuk menetapkan tujuan yang jelas, membangun kebiasaan belajar yang efektif, serta mengembangkan jaringan sosial yang positif dan keterampilan dalam mengelola stres.

Bagi institusi Perguruan Tinggi, hasil ini menjadi dasar untuk merancang program penguatan karakter dan layanan konseling yang mendukung grit serta keterampilan koping mahasiswa. Dosen juga diharapkan dapat mengintegrasikan pendekatan ini dalam bimbingan akademik dan pencegahan masalah psikologis mahasiswa. Sementara itu, orangtua berperan penting dalam mendukung kesejahteraan anaknya dengan menjalin komunikasi yang positif dan meningkatkan kualitas pengasuhan melalui edukasi yang relevan.

Kesuksesan penelitian ini tidak lepas dari dukungan dari LPPM Universitas Negeri Malang yang telah memberikan dukungan finansial kepada tim peneliti melalui Hibah Internal Penelitian Disertasi Tahun 2025. Semoga penelitian ini memberikan manfaat bagi semua stakeholder dan dapat dikembangkan untuk penelitian yang lebih komprehensif.

(*)

Exit mobile version