Koreri.com, Manokwari – Pengelolaan sumber daya alam (SDA) sangat berpotensi untuk mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) di bidang pertanian bagi Provinsi Papua Barat.
Hal ini membuat Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Barat mendorong Sister City atau membangun hubungan kerjasama jangka panjang antara Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Rencana mendorong Sister City ini merupakan hasil kunjungan kerja komisi II DPRP PB ke Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pekan lalu.
Rombongan komisi II DPRP diterima langsung Bupati dan Wakil Bupati Cianjur bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat.
Ketua Komisi II DPRP Papua Barat Ahmad Kuddus mengatakan, peningkatan kompetensi bagi petani di Papua Barat khususnya Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) untuk pengembangan pertanian harus dilakukan.
Menurutnya, Kabupaten Cianjur merupakan linding sektor dari pertanian yang sangat banyak menyerap tenaga kerja.
“Ini yang menjadi alasan kami memilih Cianjur,. Disamping itu pula topografinya mirip dengan salah satu Kabupaten di Papua Barat yaitu Pegunungan Arfak sehingga apa yang ada di Cianjur bisa kita adopsi untuk pengembangan pertanian di Kabupaten Pegaf,” ungkap Ahmad Kuddus kepada wartawan di Manokwari, Selasa (15/7/2025) malam.
Dijelaskan Legislator Papua Barat itu bahwa peran dan dukungan dari pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur sangat luar biasa terhadap pengembangan sektor pertanian dan para Petani selalu diberi pendampingan.
“Pokoknya sangat baik, bagaimana pemerintah itu mendampingi petani sampai sukses dan ini menjadi contoh bagi petani yang ada di Indonesia termasuk di Papua Barat,” ujarnya
Politisi Golkar yang akrab disapa AK 12 ini menyebutkan, kerjasama yang ingin dibangun bukan hanya sebatas kunjungan kerja saja tetapi juga hubungan jangka panjang termasuk bagaimana kedepan para petani dan mahasiswa dari Papua Barat bisa melakukan pelatihan atau studi banding ke Cianjur.
“Untuk belajar langsung sehingga cara-cara untuk memajukan pertanian di Cianjur kemudian bisa diterapkan di Papua Barat. Minimal bisa maju seperti petani di sana, ” tandasnya
“Ketika Pertanian itu maju karena petani kita hebat-hebat maka jelas kemudian bisa mendongkrak PAD kita,”sambungnya.
” Kita kirim petani kita ke sana (Cianjur) selama tiga bulan jadi bukan hanya melihat tapi mereka merasakan, bukan sekedar tahu teknologinya tetapi dorongan semangat dari pemda itu penting juga untuk menciptakan kultur pertanian bahwa ternyata bertani itu menyenangkan, dan berdampak besar terhadap kemajuan daerah,” bebernya.
KENN