Wagub Pahabol Minta Jalan Trans Jayapura-Wamena Ditutup Sementara, Ini Alasannya

Wagub Ones Pahabol
Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol / Foto : Surya

Koreri.com, Jayapura – Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol meminta agar akses Jalan Trans Papua lintas Jayapura – Wamena ditutup sementara guna dilakukan perbaikan total.

Usulan ini muncul setelah dirinya melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Yalimo dan menyaksikan langsung kondisi jalan yang dinilai memprihatinkan.

Menurut Pahabol, Jalan Trans Papua yang menghubungkan Jayapura dan Wamena merupakan urat nadi ekonomi utama wilayah pegunungan. Namun kerusakan jalan yang dibiarkan berlarut-larut akan berdampak besar pada tingginya biaya logistik dan lonjakan harga barang kebutuhan pokok di Wamena.

“Setelah saya meninjau langsung ke Yalimo, saya melihat kondisi jalan sangat memprihatinkan. Ini urat nadi ekonomi, tapi kualitasnya hancur karena dilewati kendaraan berat dengan muatan 30 sampai 40 ton, bahkan saat jalan masih dalam tahap pembangunan,” ujar Pahabol kepada media, Senin (13/10/2025).

Untuk itu Pahabol mengusulkan kepada Balai Jalan Nasional dan pihak terkait untuk menghentikan sementara akses kendaraan selama enam hingga delapan bulan untuk memungkinkan perbaikan maksimal.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran adanya permainan dana dalam proyek-proyek jalan yang berdampak pada tingginya biaya ekonomi masyarakat di wilayah pegunungan.

“Lebih baik kita berkorban jalan kaki enam bulan, daripada memaksakan kendaraan lewat dan 50 tahun ke depan jalan tetap rusak. Ini juga untuk membendung lonjakan harga barang akibat jalur udara yang mahal,” tegasnya.

Kedua, ia meminta agar semua drainase dan parit yang dibangun memiliki dasar yang kuat agar tidak cepat rusak saat dilalui kendaraan berat. Selain itu, Pahabol menekankan pentingnya pembangunan jembatan timbang di jalur masuk Wamena guna mengontrol berat muatan kendaraan.

Lanjut Mantan Bupati Yahukimo itu, resapan air selalu ke badan jalan menyebabkan kontruksi tanah badan jalan jadi lembek dan aspal hingga material tidak mengikat. Akibatnya, aspal hanya bertahan satu tahun saja.

“Jika tidak dikontrol, kerusakan jalan akan terus terjadi dan masyarakat jadi korban. Drainase juga harus dibangun di sisi atas jalan agar aliran air tidak merusak badan jalan,” tambahnya.

Wagub meminta agar Balai Jalan Nasional dan kontraktor pelaksana proyek yang lebih memperhatikan ketahanan jalan dalam jangka panjang. Ia juga berharap agar pengawasan terhadap proyek-proyek infrastruktur diperketat sehingga tidak hanya mengejar penyelesaian proyek tetapi juga mengutamakan kualitas.

Pahabol, menegaskan hal ini merupakan langkah strategis untuk menata ulang sistem transportasi darat agar mampu menopang aktivitas ekonomi masyarakat dengan lebih efektif dan efisien.

SAV

Exit mobile version