GIDI Wilayah Pantura Angkat Bicara Soal Kasus RHP, Beri Pernyataan Menohok

GIDI Wilayah Pantura Kasus RHP
Pendeta GIDI Wilayah Pantura Gelar Konferensi Pers di Kota Jayapura, Sabtu (23/7/2022) / Foto: ist

Koreri.com, Jayapura – Pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan dugaan suap dan gratifikasi Bupati Mamberamo Tengah (Mamteng) Ricky Ham Pagawak ke publik hingga saat  ini masih terus memicu komentar berbagai kalangan.

Kali ini pernyataan tegas dan menohok datang dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Wilayah Pantai Utara (Pantura).

Pesan khusus disampaikan untuk dua kader GIDI, masing-masing Gubernur Lukas Enembe (LE) dan Ricky Ham Pagawak (RHP), agar saling intropeksi dan memaafkan demi masa depan Papua yang lebih baik.

Hal ini disampaikan Ketua Wilayah Pantai Utara (Pantura) GIDI Pdt. Iker Rudy Tabuni, MTh, didampingi Penasehat Klasis GIDI Cycloop Sentani Pdt. Powel Wanimbo, STh, Sekretaris Klasis GIDI Port Numbay Ev. Yulius Maga Weya, S.Th dan Ketua Klasis GIDI Port Numbay, Pdt. Yusman Kogoya, STh, saat menggelar jumpa pers di Jayapura, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga: Nilai Kasus RHP Diboncengi Kepentingan Politik 2024, Ini Pernyataan Tegas FAKPP 

Pdt Iker Rudy Tabuni merasa prihatin dengan situasi yang menimpa salah satu kader GIDI, yakni Bupati RHP atas dugaan kasus tindak pidana korupsi suap/gratifikasi, namun ironisnya dugaan tersebut tanpa disertai bukti-bukti yang kuat.

“Kami himbau kepada para Hamba Tuhan dan jemaat GIDI, khususnya di wilayah Pantura berdoa, agar Tuhan memberikan petunjuk, untuk mengakhiri masalah ini,” imbuhnya.

Sedangkan Sekretaris GIDI Klasis Port Numbay, Pdt. Yulius Maga Weya menuturkan, kasus yang mendera RHP membuat jemaat semakin gelisah, karena semua kader GIDI selalu berhimpun dan beribadah.

“Kami berpesan untuk semua kader GIDI yang berada di manapun kita saling bahu membahu, kita bersatu dan mencari solusi,” ucapnya.

Pihaknya melihat kasus RHP bukan murni kriminalitas tapi rentetan persoalan berawal dari aksi penolakan DOB di Papua. Namun sengaja dipolitisir pihak lain untuk kepentingan tertentu dan mengorbankan RHP.

Oleh karena itu, pihak gereja minta penegak hukum harus berani menyampaikan waktu penangkapan dan nilai nominalnya serta menunjukkan bukti-bukti dugaan korupsi, biar umat tidak gelisah dan bertanya-tanya.

Baca Juga: Soal Kasus RHP, Tokoh Agama Papua Beberkan Sejumlah Hal yang Dinilai Janggal 

“Kami minta pihak KPK dan Polda Papua kalau memang ada bukti operasi tangkap tangan atau OTT mohon dijelaskan duduk perkaranya,”selanya.

Sedangkan Ketua Klasis GIDI Port Numbay, Pdt. Yusman Kogoya, STh mengatakan, pihaknya sebagai gembala memiiki kewajiban melindungi, mengayomi, menjaga dan mendoakan mereka sebagai orang-orang hebat yang Allah titip untuk membangun dan memberkati seluruh masyarakat Papua.

“Pemerintah harus melihat dengan jeli dan bijak dalam situasi yang sedang terjadi, karena sudah banyak masalah dan jangan sampai tambah masalah lagi. Itu berarti dengan sengaja memperkeruh suasana di Tanah Papua,” tegasnya.

Dikatakan pihaknya mohon masalah ini diklarifikasi lebih cepat lebih baik dari pada mengulur-ngukur waktu, tanpa melakukan pembiaran.

Penasehat Klasis GIDI Cycloop Sentani, Pdt. Power Wanimbo, STh mengatakan para Hamba Tuhan menawarkan solusi bagi kedua kader terbaik GIDI, untuk saling menerima dan memaafkan.

“Kami para hamba Tuhan bersedia memfasilitasi pertemuan kedua adik kami, untuk berdamai dan rekonsiliasi,” ajaknya.

VER

Exit mobile version