Koreri.com, Sorong– Krisis akibat tarif import di Amerika yang berdampak sistemik ke berbagai negara menjadi peringatan serius.
Anggota DPD RI daerah pemilihan Papua Barat Daya Agustinus R. Kambuaya,S.IP.,S.H menegaskan, khusus di Indonesia terlebih khusus lagi Tanah Papua ini momentum untuk evaluasi ulang semua kebijakan serta program pembangunan ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi tanah Papua yang tergambarkan lewat statik BPS atau Annual Report Bank Indonesia dan Kementerian perdagangan merupakan angka-angka semata.
“Selama ini kita terlalu bersandar pada Investasi Makro. Investasi minyak, Gas, Batu Bara, Tambang dan lain sebagainya. Kegiatan ini bukan di kuasai dan di usahakan oleh masyarakat lokal Papua. Fondasi atau sandaran ekonomi pendapatan daerah kita belum jelas dan mapan,” ungkap Senator Papua Barat Daya Agustinus Kambuaya dalam keterangan persnya, Jumat (11/4/2025).
Kambuaya mengatakan, jika krisis itu benar-benar terjadi maka daerah tidak punya sandaran apa-apa. Kepanikan pasar bisa buat investasi bangkrut, pemilik modal melarikan uang dan perusahan mereka keluar dari Papua.
Mantan anggota DPR Papua Barat itu mengungkapkan, sektor yang selama ini menghidupkan rakyat Papua adalah pertanian, peternakan, perikanan dan UMKM.
Sektor ini yang paling banyak di kerjakan oleh orang Papua. Apa yang secara konsep dan Teori di sebut Babel economy, bahwa pertumbuhan yang kosong dan tanpa dasar. Karena bukan bertumbuh pada pundak rakyat sendiri tetapi investasi. Sumber Daya alam adalah bahan yang tidak bisa di perbarui.
“Karena itu Pemda Papua Barat Daya Segera Memberikan Atensi khusus untuk mendorong kemandirian Ekonomi daerah. Dorong sektor pertanian skala masif untuk kebutuhan Ekspor dll,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa, dinas perdagangan dan koperasi harus intens melakukan pemantauan dan pengendalian harga-harga di pasaran. Krisis ini tidak boleh membuat spekulan atau pelaku ekonomi berspekulasi harga menurut suka-suka dan kemauan sendiri. Wajib menjaga agar harga tetap stabil.
Subsidi kepada UMKM, Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Desa harus di Galang sebagai kekuatan ekonomi daerah. Selain dana desa, harus ada Program khusus dari Pemda. Hilirisasi hasil pertanian, hasil hutan dan semua sektor.
“Kita harus mandiri, berdikari tanpa tergantung. Ciptakan mesin uang sendiri lewat produk unggulan. Bukan membuka tangan, mengemis perhatian atau membumbui dengan berbagai Propaganda isu sosial dan politik,” imbuhnya.
“Politik sudah berakhir, Administrasi Berjalan, Ekonomi Terus Berjalan Menurut Hukumnya Di Luar Kendali kita. Menyesuaikan diri bersaing atau kita dihempas,” ujarnya menambahkan.
RED