Koreri.com, Jayapura – Gelaran Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Papua telah resmi digelar pada 6 Agustus 2025 lalu.
Persaingan sengit antara dua kandidat masing-masing pasangan calon nomor urut 1 atas nama Benhur Tomi Mano – Constant Karma (BTM – CK) kontra Mathius Fakhiri – Aryoko Rumaropen (MARI-YO).
Singkatnya, masing-masing paslon bahkan telah mengklaim sebagai pemenang PSU Papua.
Publik pun kini menanti keputusan akhir Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Papua bahwa siapa sesungguhnya pemenang dari kontestasi PSU ini.
Yang tak kalah menjadi sorotan adalah keterlibatan sejumlah lembaga survei, diantaranya Poltracking Indonesia termasuk juga Indikator Politik Indonesia.
Menariknya, kedua lembaga itu dalam rilis hasil perhitungan suara PSU Papua secara quick count menunjukkan hasil yang berlawanan.
Lembaga Poltracking Indonesia dalam rilis hasil akhir dengan total data masuk 100 % mencatat Paslon BTM – CK meraup suara pemilih dengan persentase 50,85 %. Paslon BTM – CK unggul atas paslon MARI-YO yang meraup suara pemilih dengan persentase 49,15 %.
Lembaga Poltracking Indonesia dalam merilis data hasil PSU dilakukan secara live (siaran langsung) melalui channel Youtube Poltracking TV sehingga publik pun mengikuti secara langsung bagaimana dua paslon tersebut silih berganti meraih suara pemilih hingga data masuk 98,25 %.
Dalam pantauan Koreri.com melalui chanel youtube Poltacking TV yang disiarkan secara langsung (live), Rabu (6/8/2025) sejak pukul 15.00 WIB terlihat jelas raihan suara kedua paslon melalui quick count PSU Pilkada Papua 2025.
Mulai saat data center suara masuk mencapai 66,00 %, raihan sementara suara paslon BTM-CK sebesar 49.85 %. Sedangkan MARI-YO sebesar 50.15 %
Saat data suara masuk 69.00 %, raihan sementara suara paslon BTM-CK sebesar 49.68 %. Sedangkan MARI-YO sebesar 50.32 %
Saat data suara masuk 71,50 % raihan sementara suara paslon BTM-CK sebesar 49.97 %. Sedangkan MARI-YO sebesar 50.03 %
Saat data suara masuk 74,25 % raihan sementara suara paslon BTM-CK dan MARI-YO berimbang yaitu sama-sama mengantongi sebesar 50.00 %
Saat data suara masuk 75,25 % raihan sementara suara paslon BTM-CK sebesar 50.03 % berbalik unggul atas raihan MARI-YO sebesar 49.97 %
Keunggulan BTM – CK terus berlangsung seperti saat data suara masuk mencapai 80.00 % menunjukkan Raihan suara mencapai 50,26 % unggul atas MARI-YO dengan raihan sebesar 49,74 %.
Begitu pula saat data center suara masuk mencapai 90.00 % menunjukkan raihan suara BTM – CK mencapai 50,29 % unggul atas MARI-YO dengan raihan sebesar 49,71 %.
Begitu pula saat data center suara masuk mencapai 94.00 % menunjukkan raihan suara BTM – CK mencapai 50,50 % unggul atas MARI-YO dengan raihan sebesar 49,50 %.
Juga saat data center suara masuk mencapai 97.00 % menunjukkan raihan suara BTM – CK mencapai 50,63 % unggul atas MARI-YO dengan raihan sebesar 49,37 %.
Dan hingga data suara masuk mencapai 98.25 %, paslon BTM – CK mencapai 50.72 % unggul atas MARI-YO dengan raihan 49.28 %.
Data final suara masuk 100 % yang diterima Koreri.com menunjukkan tidak adanya perubahan raihan suara dimana paslon BTM-CK tetap unggul dengan meraup 50,85 % suara unggul atas paslon MARI-YO dengan raihan 49,15 % persen.
Lembaga Poltracking menetapkan margin of error sebesar 1 % dan jika dikenakan kepada hasil akhir maka paslon BTM – CK tetap unggul atas MARI-YO.
Situasi berbeda diterapkan Lembaga Indikator Politik Indonesia.
Indikator Politik mengklaim rilis yang disampaikan berdasarkan quick count PSU Pilkada Papua dengan hasil akhir raihan suara MARI-YO sebesar 50,71 % unggul atas BTM – CK dengan 49,29 % suara.
Perhitungan hasil tersebut didasarkan pada data masuk 100% dengan menerapkan margin of error 2,19 %.
Menariknya, Lembaga Indikator Politik Indonesia tidak melakukan perhitungan secara live (langsung) sehingga publik tidak bisa mengetahui secara langsung seperti apa proses hitung cepatnya dibanding yang dilakukan Poltracking Indonesia secara live.
Meski tak dilakukan secara live, sejumlah media TV dan online nasional turut menyajikan hasil hitung cepat Indikator Politik Indonesia.
Mengilas balik kerja-kerja lembaga survei di Indonesia saat mengawal berbagai perhelatan Pemilihan umum baik Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Legislatif DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, Kota dan Kabupaten hingga Pemilihan kepala daerah baik Gubernur, Bupati dan Wali Kota saat hitung cepat (quick count) guna mengetahui hasil akhir selalu dilakukan secara langsung (live) dan publik turut memantau secara langsung.
Dan berdasarkan data yang terhimpun dalam beberapa kali perhelatan Pemilu, hasil hitung cepat yang disajikan secara live tak pernah berbeda jauh/mendekati hasil real count yang dikeluarkan KPU selaku pihak yang berhak memutuskan siapa pemenang sah dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.
Di lain sisi, sudah bukan rahasia lagi jika perhelatan PSU yang baru digelar 6 Agustus lalu diwarnai aksi curang luasr biasa masif yang dilakukan secara terang-terangan. Aktivitas ilegal demi memenangkan paslon tertentu itu mencuat ke publik pasca adanya dugaan keterlibatan oknum personel Polisi, pencoblosan surat suara ganda termasuk aksi intimidasi terhadap penyelenggara di TPS hingga bukti penghapusan sejumlah hasil menggunakan tipex pada salinan C Hasil dan diberikan ke paslon tertentu.
Kecurangan ini dipastikan dengan keberadaan sejumlah dokumentasi baik PDF, foto hingga video serta kesaksian warga pemilih, ASN maupun penyelenggara sendiri.
Tak heran, bukti seabrek ini mencerminkan bagaimana ambisi memenangkan kontestasi dengan menghalalkan segala macam cara kembali tersaji dalam pertarungan heat to heat merebut singgasana nomor satu dan dua, Provinsi Papua.
Publik pun kini menanti siapa paslon yang layak untuk menjadi pemimpin di Provinsi Papua.
RED