Koreri.com, Ambon – Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Daerah Kota Ambon menggelar pendidikan kader jenjang menengah.
Giat tersebut dalam rangka memberikan penguatan kepada Angkatan Muda.
Bertempat di gedung Gereja Marantha, giat yang berlangsung selama 2 hari ini menghadirkan salah satu putra terbaik asal Kota Ambon, Bung Michael Wattimena (BMW).
Dalam kuliah umum itu, BMW menyampaikan materi secara virtual dari Washington, Amerika Serikat bertemakan “Manajemen Pemuda Gereja sebagai Mitra Pemerintah di Tengah Era New Normal”.
Sebelum menyampaikan kuliah umum, BMW berterima kasih dan bersyukur karena dibesarkan dalam lingkup AMGPM tepatnya AMGPM Bethel dan pernah menjadi pengurus cabang dibawah kepemimpinan Rudy Watilette hingga Deky Pattiwael.
Selanjutnya pada kepengurusan Dakota dibawah kepemimpinan Jhon Malaihollo. sehingga berbicara soal AMGPM, BMW begitu menyatu.
Lanjut dia, ada tiga konsep yang telah dipersiapkan dalam kuliah umum ini, untuk memberikan penguatan bagi kader Angkatan Muda GPM.
Poin pertama berupa gambaran umum dari giat kuliah umum itu sendiri.
Pertama, diketahui 19 bulan yang lalu, semenjak Word Health Organization (WHO) menyatakan global pandemic Covid-19. kasus terinfeksi di dunia mencapai puluhan juta, korban meninggal mencapai lebih dari 3,4 juta jiwa.
Di Indonesia sendiri tidak terhindar dari terinfeksi dan jumlah yang meninggal mencapai kurang lebih 50 ribu orang.
Ķedua, untuk mencegah semuanya itu kemudian dilakukan pembatasan mulai dari kegiatan ibadah, bekerja dari rumah, anak-anak sekolah dari rumah karena keselamatan jiwa bersama yang paling utama. Tetapi konsekuensinya terhadap perekonomian sangat berat dan nyata.
Ketiga, arah pembangunan Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam 20 tahun terakhir, alami kesenjangan besar terkait modal manusia (human capital) dan infrastruktur yang menghambat daya saing serta kemampuan menciptakan lapangan kerja semua akibat Pandemi COVID-19.
“Keempat, kita perlu menjaga optimisme dengan terjadinya tren pemulihan, namun tidak boleh membuat kita lengah bahkan harus tetap waspada karena ketidakpastian masih tinggi, dan kerja keras belum selesai,” cetusnya.
Poin kedua terkait permasalahan manajemen pemuda gereja.
Lanjut BMW, sumber daya manusia diidentifikasi sangat diperlukan organisasi AMGPM, yang mana didalamnya meliputi,
Pertama, masalah persaingan biaya serta bagaimana menjaga biaya anggota tetap rendah.
Kedua, pendelegasian meningkatkan kapasitas keterlibatan anggota dalam bertindak.
Ketiga, perubahan organisasional, memunculkan masalah-masalah sumber daya manusia seperti sentralisasi versus desentralisasi. Adanya environmental. Changes Identifikasi issue (kolaborasi diskusi antara SDM pemuda dan pemimpin) Melakukan tindakan yang diperlukan (action), merancang dan mengimplementasikan program. Dimana membuat program yang melengkapi traditional HR planning.
Keempat, tingkatan daya saing, bagaimana sumber daya manusia mengembangkan keefektifan organisasional, membangun organisasi yang fleksible, efisien, ada interdependensi dan team work yang efektif.
Kelima, kompetensi anggota.
Keenam, pengelolaan diversitas anggota, bagaimana sumber daya manusia dapat meningkatkan kapabilitas dan motivasi anggota melalui perbedaan yang ada.
Ketujuh, daya saing global, bagaimana meningkatkan organisasi untuk melakukan bisnis baik dalam konteks lokal maupun dengan perspektif global. Mengelola karir multinasional, serta mencari hasil dan integrasi korporasi global.
“Beberapa permasalahan diatas penting dan selayaknya jadi perhatian seluruh stakeholder yairtu Gereja sebagai kelembagaan dan pengurus besar AMGPM dalam menyusun pola dan sistem Pendidikan,” tegasnya.
Poin ketiga, Pemuda gereja sebagai mitra Pemerintah
Pidato Presiden RI yang sangat tegas menyampaikan semua komponen bangsa ini bahwa sumber daya manusia adalah determinan (faktor yang menentukan) sekaligus modal utama pembangunan di manapun.
Kelemahan Indonesia sebagai negara yang kaya akan potensi dan hasil bumi terletak pada penguasaan teknologi karena terbatasnya sumber daya manusia di bidang itu.
“Olehnya itu, keseriusan dalam membentuk SDM yang terampil, profesional serta berkemampuan (capable) harus menjadi kepedulian pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang ada,” tandas BMW.
JFL