PT Pertamina Bantah 3 Isu Hoax Soal Kelangkaan BBM

WhatsApp Image 2021 11 14 at 00.25.39
Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial &Trading Regional Papua Maluku Edi Mangun.(Foto : KENN)

Koreri.com, Manokwari– PT Pertamina regional Papua Maluku membantah 3 isu hoax yang sedang santer di Masyarakat Papua Barat soal kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sehingga mengakibatkan antrian panjang pada SPBU di Kota Sorong, Bintuni dan sebelumnya Manokwari.

Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial dan Trading Regional Papua Maluku Edi Mangun menegaskan bahwa ada isu tentang rencana kenaikan harga Pertalite, “Pertamina tidak punya agenda untuk menaikan harga pertalite,” tegasnya.

Kemudian isu bahwa pertalite akan dicabut, dibantah Edi Mangun bahwa informasi itu tidak ada atau kabar bohong pihaknya juga kaget dengan informasi yang tidak jelas itu namun sayangnya masyarakat sangat percaya.

Selain itu ada isu yang sangat heboh dan menggemparkan yang disebarkan oknum-oknum tak bertanggung jawab yaitu depot-depot pertamina stok BBM tidak ada, informasi sangat tidak benar, Sehingga diharapkan masyarakat jangan terpancing dengan informasi yang disebarkan.

“Kita sedang normalisasi droping dari rotasi kapal yang terganggu, memang berdampak tapi sekarang kapal bergerak ke arah timur,” jelas Edi Mangun dalam keterangan persnya saat silaturahmi dengan awak media di Manokwari, Sabtu (13/11/2021).

Dikatakan Mangun bahwa kondisi stok BBM di Manokwari akan kembali normal pada Senin (15/11/2021) atau Selasa (16/11/2021) dan akan terdorong terus sampai kondisi kembali normal seperti biasanya.

Dijelaskan bahwa kejadian di Kota Sorong antrian panjang pada SPBU berakhir ketika pedangang BBM eceran  yang harganya melambung tinggi hingga Rp 50 ribu ditertibkan, hal ini sudah membantah 3 isu hoax tersebut.

Terkait dengan kabar bohong ini pihak Pertamina menyerahkan semua proses hukum kepada pihak kepolisian, namun diharapkan dapat dibina sehingga tidak lagi membuat sehingga masyarakat panik seperti yang terjadi di Kota Sorong.

“Kita ini saratus persen kapal jadi mengembalikan posisi normal begini memang butuh waktu agak lama karena untuk Papua dan Papua Barat itu semua dropingnya berasal dari Wayame di Ambon, jadi sekarang kita berusaha mengembalikan rotasi perjalanan itu menjadi normal kembali,” pungkasnya.

KENN