Koreri.com, Saparua – Aksi kepedulian sosial, DR Michael Wattimena, SE, SH, M.M, berbagi sembilan bahan pokok (Sembako) kepada warga yang membutuhkan terus dilakukannya.
Tak hanya Kota Ambon dan sekitarnya, sasaran pembagian paket sembako yang dilakukan Ketua DPP Partai Demokrat itu di Kabupaten Maluku Tengah.
Kali ini, Minggu (19/2/2023), pembagian paket sembako menyasar sekitar 500-an ibu-ibu janda dan duda di 16 desa dan Negeri di Kecamatan Saparua dan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah.
Proses pembagian 500-an paket sembako, berupa beras, minyak goreng, gula pasir, dan daun teh serta baju kaos dan kalender dipusatkan di kediaman dan tempat kelahiran Wattimena yang akrab disapa BMW (Bung Michael Wattimena) di Negeri Itawaka, Minggu (19/2/2023).
Selain itu, hadir pada momentum pembagian paket sembako, para raja, pendeta dan saniri, di sejumlah desa dan Negeri di Kecamatan Saparua dan Saparua Timur.
”Mewakili keluarga almarhum Libreck Frans Wattimena dan mama Aksamina Palilaja Wattimena, atas perkenaan Tuhan kami bisa berkumpul bersama basudara semua di Pulau Saparua ini,“ ucap BMW dalam sambutanya.
Ibu-ibu janda dan undangan lain yang hadir pada pembagian sembako berasal dari Porto, Haria, Tuhaha, Ihamahu, Iha, Noloth, Itawaka, Sirisori Amalatu, Sirisori Amapatti, Saparua, Tiouw, Booi, Paparan, dan Kulur.
BMW menuturkan, 54 tahun yang lalu, dirinya lahir di Negeri Itawaka. Namun, kata dia, banyak orang tidak percaya kalau dirinya asli Itawaka.
”Kenapa? Karena dong (mereka, red) lihat BMW gagah paskali, senyumnya menggoda. Maknya orang tidak percaya saya lahir di Itawaka. Memang saya lahir saat lonceng gereja berbunyi di pagi hari tepat hari Minggu, saya lahir,” tuturnya.
Mantan Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini mengisahkan, 9 tahun yang lalu, Raja Itawaka, Libreck Wattimena, yang juga ayahnya, mengalami sakit dan dirawat di Rumah Sakit Month Elisabeth di Negara Singapura.
”Saat itu almarhum bapak saya berobat cukup lama. Namun, beliau paksa pulang. Tapi waktu itu baru satu kali kemo. Namun, sehari kemudian beliau minta pulang. Kita waktu itu, marah-marah. Katanya mau pulang tutup baileu sehingga beliau harus ada. Itu lah beliau ingin menyelesaikan tugasnya di Itawaka,” bebernya.
Sejak medio September 2014 lalu dan hingga kini memasuki 9 tahun usai ayahnya meninggal dunia, lanjut BMW, kakak beradik rindu ingin berkumpul bersama-sama di Itawaka.
”Kaka saya Henni Wattimena dari Amerika, saya dari Jakarta, dan adik saya Welem Zefah Wattimena. Apalagi, mami Ace sudah memasuki usia ke 79 tahun. Nah, sekarang kami bersama basudara semua. Apa salahnya kita kumpul semua, tidak hanya bersama keluarga Wattimena,” jelasnya.
Untuk itu, ingat mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu, kakak beradik dalam kesempatan itu rindu ingin berbagi kasih bersama para janda dan duda.
“Tapi, kita berharap banyak ibu-ibu janda. Kalau duda itukan punya energi atau punya kekuatan yang lebih optimal. Makanya, kita undang lebih banyak ibu-ibu janda. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para bapak raja, pendeta dan saniri yang berkenan hadir pada saat ini juga ibu-ibu yang cantik-cantik yang hadir,” sebutnya.
Apalagi, ingat BMW, ketika dirinya terpilih dua periode dari Dapil Papua Barat, pemilihnya kebanyakan ibu-ibu.
”Saya bilang ke adik saya Welem, kalau bisa kita undang ibu-ibu lebih banyak. Kenapa? Karena sesuai hasil survei, pemilih saya di Papua Barat sekitar 70 persen ibu-ibu. Nah, kalau ibu-ibu sudah jatuh hati, susah baru pindah ke lain bodi. Jangan lihat dari jumlahnya. Ini sebagai bentuk cinta kasih dari mama saya, kakak saya, dan adik saya Welem. Yang penting bapak dan ibu lihat beta. Beta bagus kaseng,” ujarnya jenaka.
Sebelumnya, ketika banjir, longsor, gempa bumi, dan pandemi Covid-19, mantan anggota DPR RI dua periode 2009-2014 dan 2014-2019 asal daerah pemilihan Papua Barat itu konsisten membantu meringankan beban warga Kota Ambon dan Maluku Tengah yang menjadi korban bencana termasuk ketika pandemi.
Bantuan yang diberikan berupa dana puluhan juta, ratusan terpal, tikar, dan bantuan puluhan ribu paket sembako serta bantuan kebutuhan lainya.
JFL