Koreri.com, Sorong– Pesta Demokrasi pemilihan umum tanggal 14 Februari 2024 berhasil dilaksanakan di seluruh indonesia, namun khususnya di Provinsi Papua Barat Daya partisipasi pemilih menurun.
Sesuai pantauan koreri.com secara umum di beberapa TPS pemilih berkurang, bahkan ada pemilih yang sudah mengambil surat suara tetapi tidak juga mencoblos.
Kordinator Divisi teknis penyelenggara pemilu KPU Provinsi Papua Barat Daya M. Gandi Sirajudin,S.T membeberkan sejumlah kendala
“Untuk merangkum ini belum kita dapatkan data secara menyeluruh menyangkut berapa jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya di tanggal 14 Februari kemarin. Itu secara totalitas dari seluruh TPS yang ada itu kita belum ambil datanya secara keseluruhan,” ungkap Gandi Sirajudin kepada koreri.com, Kamis (15/2/2024)
Ia kemudian tak menampik soal adanya beberapa kasus pada sejumlah TPS.
“Memang ada beberapa kasus di beberapa TPS itu hak pilih itu tidak disalurkan dalam arti mereka tidak memilih pada tanggal 14 Februari, ada beberapa TPS yang memang kita lihat. Tapi kemudian saya mendapatkan laporan ini karena ada yang sudah pindah rumah ke tempat lain,” sambungnya.
Dicontohkan warga yang sebelumnya terdaftar di Kampung Baru.
“Awalnya dia di Remu sini kemudian pindah alamat ke Kampung Baru. Harapannya DPT-nya juga bisa pindah ternyata dia belum pindah sehingga dia mau mencoblos di Remu, dia rasa jauh. Sehingga dia tidak menggunakan hak pilihnya,” bebernya.
“Contohkan sopir saya dia tinggal di Aimas tapi kemarin dia memilih masih di alamat yang lama yaitu di gor dan dia pergi. Tapi kalau orang-orang tua yang tidak memiliki kesadaran untuk memilih ini kadang dia malas untuk pergi. Itu akhirnya di beberapa TPS tidak menggunakan hak pilihnya untuk memilih di tanggal 14 Februari 2024,” ujarnya.
Disinggung soal perlunya sosialisasi, harap keterlibatan semua pihak untuk hal itu.
“Saya berharap semua elemen bukan saja KPU tapi seluruh elemen masyarakat juga partai politik membantu dalam sosialisasi. Ayo, walaupun saya di tempat yang jauh tapi DPT-nya ada di situ. Saya pergi ke sana untuk menggunakan hak pilihnya,” imbuhnya.
Gandhi menekankan bahwa menyalurkan aspirasi untuk memilih pemimpin itu sangat penting untuk membawa perubahan di Provinsi Papua Barat Daya maupun di tingkat nasional.
“Saya berharap sebagai anak-anak negeri yang mencintai negeri dapat menyalurkan suaranya ke TPS. Itu harapan besar saya tapi ada mungkin orang-orang tua yang malas untuk pergi ke TPS maka terjadilah seperti itu. Akhirnya tidak menggunakan hak pilihnya di tanggal 14 Februari 2024,” pungkasnya.
KENN













