Koreri.com, Jayapura – Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di Tanah Papua menggelar perayaan HUT ke 63 tahun dengan melaksanakan ibadah syukur, Sabtu (8/3/2025).
Syukuran HUT YPK tahun ini dihadiri Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua, Wali Kota dan Ketua DPRK Kota Jayapura, Forkopimda Kota Jayapura dan Provinsi Papua, para mantan Ketua Sinode GKI, mantan ketua YPK, serta guru dan siswa-siswi YPK di Kota Jayapura.
Ketua BP YPK di Tanah Papua, Joni Y. Betaubun dalam sambutannya mengatakan dari sekolah-sekolah yang sederhana di awal berdirinya kini YPK telah menghasilkan ribuan alumni yang tersebar di berbagai bidang kehidupan.
“Mereka adalah saksi nyata dari kerja keras para pendidik, dukungan gereja dan penyertaan Tuhan yang tidak berkesudahan,” ungkapnya.
Ribuan alumni telah lahir dari sekolah-sekolah YPK yang kini berkarier sebagai kepala daerah, pemimpin, guru, pendeta, tenaga kesehatan, pegawai negeri, petani, nelayan dan berbagai profesi lainnya.
“Sekali lagi mereka adalah bukti nyata bahwa perjuangan pendidikan Kristen di Tanah Papua tidak sia-sia,” cetusnya.
“Kita juga dipanggil untuk tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga membentuk karakter, mendidik anak-anak Papua agar berakar dalam iman, berentitas dan siap menghadapi perubahan zaman,” tegas Joni.
Lanjutnya, YPK di Tanah Papua memiliki 789 sekolah dengan jumlah peserta didik sebanyak 88.373 siswa perjenjang dan 5.948 guru yang tersebar di seluruh Tanah Papua.
“Kita perlu mendorong sekolah-sekolah YPK untuk menerapkan pendekatan deep learning dalam proses pembelajaran. Deep learning bukan sekedar pemanfaatan teknologi, tetapi lebih dari itu ini adalah cara mendidik dan menumbuhkan pemahaman mendalam, memecahkan masalah secara reflektif, dan mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan nyata,” lanjut Betaubun.
Ia kemudian menyebutkan, beberapa hal penting dalam penerapan pendekatan Deep learning.
Pertama, pihaknya ingin siswa-siswi YPK belajar secara aktif dan bermakna, tidak sekedar menghafal, tetapi memang memahami dan menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, mengembangkan karakter yang kuat melalui nilai-nilai kekristenan yang diwujudkan dalam sikap, etika dan kepedulian sosial.
Ketiga, berpikir kritis dan inovatif, sehingga mereka mampu menjadi pemimpin masa depan yang membawa perubahan bagi papua dan indonesia.
Keempat, berkolaborasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk dalam pemanfaatan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
“Tahun ini, kita memperingati HUT YPK dengan semangat yang lebih besar, karena kita berada dalam proses penyatuan tiga lembaga pendidikan di bawah naungan Sinode GKI di Tanah Papua yaitu penyatuan Yayasan Ottow & Geissler Papua dan Yayasan I.S Kijne ke dalam Yayasan Pendidikan Kristen di Tanah Papua,” tuturnya.
Sebagai yayasan tertua dan pelopor pendidikan di tanah ini, YPK akan memegang peran sentral dalam melanjutkan misi pelayanan pendidikan Kristen di Papua.
Yayasan pioner ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkuat pendidikan dan memperluas pelayanan kepada masyarakat.
“Dengan penyatuan ini, kita tidak sedang menghapus sejarah, melainkan menyatukan kekuatan besar yang telah terbentuk selama 68 tahun GKI di Tanah Papua,” ujarnya.
Tema Sinode GKI di Tanah Papua di 2025 ini yaitu “Tahun Kesehatian,” dimana YPK juga terpanggil untuk bekerja dalam semangat kebersamaan dan keselarasan.
“Tentu, tema ini mengajak seluruh anggota gereja, termasuk kita di dunia pendidikan, untuk bekerja sama dan sejalan dalam menjalankan tugas-tugas gereja, termasuk membangun pendidikan yang lebih baik, bagi generasi mendatang,” lanjutnya.
Sebagai bagian dari perayaan HUT ke 63 ini, Joni mengajak seluruh insan YPK meneguhkan kembali komitmen:
Pertama, memperkokoh dasar pendidikan Kristen, dengan menjadikan sekolah-sekolah YPK sebagai tempat pembentukan iman dan karakter kristiani bagi anak-anak Papua.
Kedua, meningkatkan kualitas pendidikan, baik dalam metode pengajaran, pemanfaatan teknologi maupun penguatan nilai-nilai spiritual.
Ketiga, menjaga semangat pelayanan para guru dan tenaga pendidik, sebagai ujung tombak dalam mendidik dan membentuk generasi yang takut akan Tuhan
SAV