Koreri.com,Jayapura – Senin, 17 Maret 2025 menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Papua, khususnya menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Kehadiran salah satu putra terbaik Papua di Jln Jeruk Nipis Kotaraja (Kediaman Gubernur Papua), Komjen Pol. (Purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si. memberikan angin segar dalam dinamika politik di Bumi Cenderawasih.
Sebagai seorang perwira tinggi Polri yang meniti karier dengan penuh kerja keras dan dedikasi, Paulus Waterpauw telah menduduki berbagai jabatan strategis di kepolisian.
Diantaranya, beliau pernah menjabat sebagai Kapolda Papua, Kapolda Papua Barat, Kapolda Sumatera Utara, serta menduduki posisi penting sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, sebelum akhirnya diangkat menjadi Deputi II Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan di BNPP.
Perjalanan panjangnya dalam institusi kepolisian menjadi bukti nyata kompetensi dan kepemimpinannya yang luar biasa.
Kehadiran beliau di tengah-tengah masyarakat Papua, khususnya dalam pertemuan bersama KK Besar PW, Ayi BTM, dan Pak Constant, menjadi simbol dukungan moral dan politik bagi pasangan Dr. Drs. Benhur Tomi Mano, M.M. (BTM) dan drh. Constant Karma (CK).
Secara simbolis, alam pun seakan turut memberikan restu atas kebersamaan ini, sebagaimana hujan lebat yang mengguyur Tanah Port Numbay selama hampir satu jam, membawa makna mendalam bagi perjalanan politik Papua ke depan.
Dukungan Komjen Pol. (Purn) Paulus Waterpauw bukan sekedar bentuk solidaritas, tetapi juga pengakuan terhadap BTM sebagai calon gubernur Papua yang sempat tertunda, serta Constant Karma sebagai perwakilan wilayah adat Saireri.
Kombinasi BTM dari wilayah adat Tabi dan CK dari Saireri merupakan manifestasi nyata dari semangat Undang-Undang Otonomi Khusus (UU Otsus) Papua, khususnya sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (1) UU Otsus Papua yang menegaskan bahwa kepemimpinan Papua harus mencerminkan keterwakilan wilayah adat.
Kolaborasi BTM-CK tidak hanya sekedar pemenuhan regulasi, tetapi juga mencerminkan harapan besar masyarakat Papua akan kepemimpinan yang berlandaskan kearifan lokal dan nilai-nilai keadilan bagi seluruh anak adat.
Dengan pengalaman dan komitmen keduanya, Papua diharapkan memasuki babak baru yang lebih sejahtera, damai, dan berdaulat dalam bingkai Otonomi Khusus.
Penulis :
Tokoh Pemuda Saireri *)Â