Koreri.com, Jayapura – Percaturan politik Pemilukada Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah 2024 lalu telah usai.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika telah menetapkan pasangan Johannes Rettob – Emanuel Kemong (JOEL) sebagai Bupati dan Wakil Bupati terpilih sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi RI.
Pasangan Rettob – Kemong ini memiliki visi misi membangun Kabupaten Mimika dari kampung ke kota yang sudah disampaikan selama masa kampanye 2024 lalu.
Keduanya dijadwalkan akan segera dilantik Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa pada 24 Maret 2025 nanti.
Bupati terpilih Johannes Rettob mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergandeng tangan membangun Kabupaten Mimika secara bersama-sama.
“Selesai sudah semua proses politik di Kabupaten Mimika. Mari kita bekerjasama berangkulan membangun Mimika secara bersama,” ajaknya usai Paripurna Pengumuman Bupati dan Wakil Bupati Mimika terpilih di Kantor DPRD Mimika, Papua Tengah, belum lama ini.
Masyarakat Kabupaten Mimika sudah sangat merindukan dua sosok bapa yang selama kampanye selalu disapa si rambut putih dan kepala botak untuk membangun daerah yang berlimpah susu dan madu ini.
Apalagi gaya kepemimpinan Johannes Rettob dan Emanuel Kemong yang turun langsung sekaligus duduk mendengarkan aspirasi masyarakat.
Di kesempatan ini, Redaksi dalam rangkumannya mencoba menyampaikan bagaimana prediksi tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Mimika terhadap kepemimpinan paslon dengan jargon JOEL ini 5 tahun ke depan.
Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan:
1. Hasil Pemilu dan Dukungan Awal
Paslon JOEL mendapatkan dukungan kuat di beberapa distrik dan unggul dalam Pilkada 2024.
Jika mereka dapat memenuhi ekspektasi pemilih yang telah memberikan suara, maka capaian kepuasan bisa tinggi.
2. Isu dan Tantangan yang Dihadapi
Pembangunan Infrastruktur: Jika mereka mampu mempercepat pembangunan jalan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan, maka kepuasan itu bisa naik.
Ekonomi dan Lapangan Kerja: Mimika adalah daerah kaya sumber daya alam, terutama dikaitkan dengan keberadaan dari PT Freeport Indonesia.
Jika JOEL bisa mengelola potensi ini dengan baik dan menciptakan lebih banyak peluang ekonomi bagi masyarakat lokal, maka kepuasan masyarakat akan terus meningkat.
Keamanan dan Stabilitas Politik: Jika ada konflik politik atau ketidakstabilan setelah mereka menjabat, maka sebaliknya kepuasan bisa menurun.
3. Performa 100 Hari Pertama
Jika dalam 100 hari pertama, JOEL bisa menunjukkan aksi nyata seperti kebijakan pro-rakyat, bantuan sosial, atau program kerja yang terasa langsung dampaknya, kepuasan awal bisa tinggi bahkan di prediksi biasa berada diatas 60%.
Jika tidak ada perubahan signifikan atau terjadi kontroversi, tingkat kepuasan bisa stagnan atau menurun (di bawah 50%).
Prediksi Angka Kepuasan
Optimis: 65-75% (Jika program berjalan lancar dan ada hasil nyata).
Moderat: 50-60% (Jika ada progres, tapi masih ada kendala atau ketidakpuasan di beberapa sektor).
Pesimis: 40-50% (Jika ada masalah serius, seperti korupsi, pelayanan buruk, atau ketidakstabilan politik).
Jadi, perkiraan awal kepuasan masyarakat Mimika terhadap kepemimpinan Paslon JOEL kemungkinan berada di kisaran 50-70%, tergantung pada kinerja nyata mereka di lapangan.
Kini keduanya melangkah bersama menuju “Mimika Baru” di masa kepeminpinan mereka dan siap mengukir sejarah.
Pendapat Tokoh Sebelum Pilkada 2024
Tokoh Intelektual Papua Tengah Laurenzus Kadepa telah menegaskan sejak awal bahwa dirinya memilih pasangan Johannes Rettob – Emanuel Kemong untuk pembangunan Kabupaten Mimika 5 tahun kedepan lebih baik.
Ia pun memberikan alasan yang mendasari pilihan hal poltiknya itu,
“Saya lebih setuju pilih pembangunan daripada uang. Kenapa? Karena selama ini politik transaksional maka itu akan melahirkan pemimpin yang tidak kompeten, tidak pro rakyat dan koruptif,” tegasnya kepada Koreri.com di Timika, Papua Tengah, Senin (30/9/2024).
Bahkan karena suara rakyat sudah dia beli, maka setelah terpilih dia tidak perlu melihat rakyat apalagi pembangunan, itu tidak akan ada sama sekali.
“Karena dia merasa bahwa suara rakyat sudah dia bayar. Maka dia pasti jalan-jalan saja tanpa peduli dengan rakyat Mimika, apalagi pembangunan itu lebih tidak perlu lagi dan ujung-ujungnya pasti korupsi,” beber Kadepa.
Itu semua, kata dia, karena saat Pilkada dia tidak punya fokus pada pembangunan tapi pakai uang beli suara demi kekuasaan.
Bahkan telah menyiapkan keluarga untuk lanjutkan dinasti kekuasaan yang telah terbentuk secara terstruktur dan sistematis.
“Tapi kalau masyarakat pilih pembangunan, maka itu datang dari hati. Tanpa pandang bulu calon yang dipilih itu akan bekerja karena sebuah pengabdian dan panggilan hati. Dia merasa tidak dipaksa, jadi bagi dia pelayanan pembangunan dan pemerintahan itu bagian dari ibadah dan itu murni dia dapat suara tanpa janji dan iming-iming. Dan apa yang dia lakukan tentu akan berdampak untuk kepentingan umum,” tandasnya.
“Maka saya minta untuk Pilkada 2024 tidak hanya Mimika tapi seluruh tanah Papua ini masyarakat harus pilih pasangan kepala daerah bukan karena uang tapi ingin terjadi perubahan pembangunan,” tegas Kadepa mengingatkan.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak memilih pasangan kepala daerah yang janjikan uang.
“Pilih itu yang punya pengalaman dalam pemerintahan maka secara otomatis pembangunan di Kabupaten Mimika pasti maju,” pintanya.
Kadepa meyakini masyarakat Mimika bisa melihat rekam jejak tiga paslon Bupati dan Wabup yang akan maju nanti.
“Jadi, tanggal 27 November 2024 masyarakat Mimika harus memilih menurut rekam jejak masing-masing pasangan calon kepala daerah. Jangan pilih berdasarkan uang, itu sudah pasti tidak ada pembangunan,” imbuhnya.
Secara pribadi, Kadepa menegaskan memilih pasangan nomor urut 1, Johannes Rettob – Emanuel Kemong (JOEL).
Ia beralasan paslon JOEL memiliki kesamaan visi misi kemudian bekerja dengan hati untuk membangun Mimika.
“Saya lihat pasangan JOEL mau bekerja untuk mengimbangi APBD yang terlalu besar di Mimika dengan dampak yang sangat dirasakan oleh masyarakat. Kalau dilihat dari besaran APBD Mimika ini, harusnya tidak ada orang Kamoro dan Amungme serta suku kerabat lain yang rumahnya miskin,” klaimnya.
“Maka untuk menjawab semua itu, mari pilih pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang tidak menjanjikan uang tapi menawarkan gagasan untuk pembangunan Mimika,” pungkas Kadepa.
Pandangan tak jauh berbeda juga disampaikan Kepala Suku Ngada Mimika Antonius Lado.
“Suara rakyat di Pilkada Mimika harus pilih pembangunan. Kalau bukan pembangunan (uang) berarti hancur sudah daerah ini. Justru itu kita himbau kepada seluruh masyarakat asli pribumi Kamoro dan Amungme harus kompak, seketika masyarakat nusantara nyatakan sikap bahwa dukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mimika yang menawarkan pembangunan maka mereka (Kamoro dan Amungme) juga siap untuk menjawab itu,” tegasnya.
Kalau tidak, kata Anton, berarti terulang kembali masa 10 tahun yang sudah terlewatkan.
“Pasangan JOEL ini luar biasa karena punya komitmen membangun Kabupaten Mimika itu sudah terbukti,” kata Anton Lado di Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (30/9/2024).
Dari sisi sosial, Anton sebagai tokoh masyarakat melihat tingkat keseimbangan itu.
Bahwa di Kabupaten Mimika telah banyak suku-suku sehingga warna dari nilai kehidupan itu kini tak berimbang. Dimana ada satu yang pro tentang uang dan yang satu pro tentang kekompakan dalam kerukunannya.
Akhirnya berdampak pada semua hak-hak masyarakat yang ada di Kabupaten Mimika ini.
“Maka dari dulu saya selalu mengimbau kepada masyarakat bahwa dimana bumi kita pijak, disitu langit kita junjung. Tetapi seketika kita diberi kepercayaan maka kerja dengan hati untuk membangun tanah Kamoro bumi Amungsa,” pungkasnya.
Kini tinggal masyarakat selaku pemilik hak suara yang menjadi penentu nasib daerahnya.
Jika mau hancur maka silahkan pilih berdasarkan uang merah si figur calon.
Tetapi jika ingin Mimika maju maka pilihlah figur yang tak menjanjikan uang tapi program pembangunan bagi kebaikan masyarakat dan kemajuan daerah !!!
EHO