Koreri.com, Jayapura – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Barisan Merah Putih (BMP) Kota Jayapura menggelar diskusi kepemudaan bertema “Meneguhkan Peran Pemuda dalam Konsolidasi Pembangunan dan Kepemimpinan di Tanah Papua” di lantai 9 Kantor Gubernur Papua, Dok II Jayapura, Rabu (29/10/2025).
Diskusi dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 97 tahun yang dihadiri ratusan pemuda dari berbagai organisasi ini menghadirkan Gubernur Papua Mathius Fakhiri sebagai pembicara utama.
Hadir pula Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen serta sejumlah narasumber inspiratif: Astrid Meset (Tokoh Pemuda Perempuan), Cecilia Novany Mehue, BS, MSB, dan M. Rifai Darus, mantan Ketua Umum DPP KNPI.
Gubernur Mathius Fakhiri dalam sambutanya menyampaikan selamat Hari Sumpah Pemuda ke-97, seraya mengingatkan pentingnya persatuan dan semangat kerja keras bagi generasi muda Papua.
“Momentum ini harus menumbuhkan semangat persatuan, kerja keras, dan cinta tanah air di Tanah Papua,” tegasnya.
Fakhiri menekankan bahwa arah pembangunan Papua saat ini berfokus pada pembangunan manusia secara berkelanjutan melalui pendidikan, kesehatan, dan kemandirian ekonomi.
Ia menegaskan dua pilar utama untuk Papua maju: kesehatan dan sumber daya manusia.
“Kalau kesehatannya bagus, kita bisa berlari lebih cepat dari siapa pun. Anak-anak muda Papua harus yakin,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Fakhiri mengapresiasi inisiatif BMP yang mengajak pemuda lintas wilayah dan latar belakang untuk bersatu.
Ia menegaskan bahwa perbedaan suku atau daerah tidak boleh lagi menjadi penghalang persaudaraan di Papua.
“Tidak boleh ada sekat-sekat: kau dari Serui, Biak, atau Animha. Pemuda harus tinggalkan itu,” tegas mantan Kapolda Papua itu.
Gubernur berkomitmen membuka ruang publik bagi pemuda untuk terlibat dalam ide dan solusi pembangunan, terutama dalam memperkuat konektivitas antarwilayah.
“Saya pernah 27 jam ke Biak, 22 jam ke Waropen. Itu bukan konektivitas, itu menyulitkan rakyat. Pemuda harus bantu Pemerintah mencari jalan keluar,” ujarnya
Fakhiri menegaskan Papua tidak boleh hanya menjadi penonton dalam pembangunan nasional.
“Papua harus jadi pelaku utama pembangunan di tanahnya sendiri. Kita bangun Papua dengan kasih, kolaborasi lintas sektor, agar setiap program menyentuh hati rakyat,” katanya.
Menutup sambutannya, Gubernur mengajak seluruh pemuda menjadikan perbedaan sebagai kekuatan bersama.
“Dari Sentani hingga Biak, dari pegunungan hingga pesisir, kita semua satu dalam kasih untuk Papua yang maju dan bermartabat. Harmoni Papua Menuju Papua Cerah!” tutupnya.
Sementara itu, Ketua DPD BMP Kota Jayapura Bobby Awi menegaskan bahwa forum ini menjadi ruang refleksi bagi generasi muda Papua untuk memperkuat peran strategis mereka di tengah perubahan besar pasca-pemekaran provinsi.
“Papua hari ini berbeda. Dulu hanya dua provinsi, kini ada enam. Tantangan dan harapan semakin besar — dan pemuda tidak boleh hanya jadi penonton,” ujarnya.
Bobby menekankan pentingnya sinergi lintas sektor antara pemuda, pemerintah, akademisi, dan masyarakat agar lahir kepercayaan dan kolaborasi nyata.
“Kita butuh semangat bersama yang melampaui batas etnis, suku, wilayah, dan agama. Inilah saatnya pemuda menjadi garda terdepan pembangunan Papua,” pungkasnya.
RLS













