Koreri.com, Sorong – Pekerjaan perbaikan drainase sepanjang jalan Basuki Rahmat terutama di seputaran ALMAARIF dan depan PLTD mendapaf sorotan tajam.
Tokoh masyarakat yang juga mantan anggota DPD RI Muhammad Sanusi Rahaningmas (MSR) menegaskan bahwa cara kerja parit seperti saat ini dinilai asal kerja tanpa suatu penataan yang baik serta pengawasan pekerjaan yang semrawut.
“Akibatnya, output pekerjaan yang dihasilkan benar-benar tidak berkualitas atau jauh dari standar kerja yang sudah ditentukan,” kecamnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koreri.com, Senin (1/12/2025)
Karena hasil akhirnya parit yang dikerjakan akan dipenuhi lumpur akibat pemasangan beton tanpa menarik garis lurus dan tidak mengukur tinggi rendahnya yang berfungsi sebagai pembuangan air, juga cela-cela antara sambungan batu tidak ditutup dengan semen yang ketika hujan deras tanah dan lumpur akan masuk sehingga tersumbat.
Menurut mantan Anggota DPR Provinsi 3 perirode itu perlu ada pengawasan ketat oleh konsultan dan dinas terkait sehingga pekerjaan yang dibiayai oleh uang rakyat tidak mubazir akibat kontraktor yang mementingkan keuntungan yang besar dan tak merasa memiliki negeri ini.
“Pekerjaan seperti ini seharusnya wajib dilihat oleh para pejabat yang diberi kewenangan atau pejabat pengguna anggaran. Jangan hanya kasih keluar SPK, uang negara dan uang rakyat yang cukup besar untuk membiayai pekerjaan sangat urgen karena menyangkut kemaslahatan orang banyak di kota ini, ” sorotnya.
MSR membeberkan Kota Sorong ini sering mengalami banjir akibat pembuangan air yang tidak lancar.
Hal itu diakibatkan karena penataan saluran pembuangan yang tidak berfungsi baik dan hanya sekedar untuk menampung tapi tidak bisa untuk mengalirkan atau membuang ke arah yang paling rendah.
“Imi akibat pekerjaan asal asalan,” cecar MSR.
Sanusi menyinggung pula soal cara pemasangan batu atau dinding penahan yang tidak teratur. Kemudian didalam dasar tidak dikeruk rata untuk membuang sisa tanah dan lumpur sehingga ke arah mana air bisa mengalir itu sama sekali tidak ada.
Tokoh senior yang sudah berdomisili di ibukota Provinsi Papua Barat Daya ini sejak 1987 secara khusus menyoroti kerja-kerja kontraktor.
“Jangan hanya semata-mata mengejar keuntungan tapi juga harus merasa memiliki negeri ini,” kecamnya.
Begitu juga para pejabat berwewang yang mungking saja tidak menghiraukan apa yang sekarang dikerjakan oleh konsultan dan kontaktor.
Ia menilai mereka hanya berprinsip yang penting pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan mereka juga bisa mendapatkan sesuatu.
“Untuk itu saya Sanusi Rahaningmas minta kepada bapak ibu anggota DPR RI.DPD RI .DPR Prov dan DPRK agar menjalankan fungsi pengawasan dengan baik karena itu adalah amanat Undang-undang yang diberikan tanggung jawab kepada bapak dan ibu,” ujarnya.
MSR minta, jangan biarkan negeri ini berlarut larut dalam menghadapi banjir setiap saat. Karena, hampir semua calon Wali Kota dan Gubernur punya janji yang sama yaitu mengatasi banjir di Kota Sorong.
“Kalau cara kerja drainase dan saluran air itu sesuai dengan speknya mungkin banjir di kota ini bisa teratasi dengan baik. Sebaliknya apalah artinya kalau setiap tahun akan di anggarkan untuk hal yang sama tapi faktanya tak berdampak untuk mengatasi atau menguragi banjir di Kota Sorong ini,” tutur MSR.
KENN












