Koreri.com, Fakfak – Politeknik Negeri Fakfak (Polinef) terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan inovasi teknologi yang berdampak langsung bagi masyarakat pesisir.
Salah satu terobosan terbarunya adalah pengembangan mesin produksi es balok tenaga surya yang mampu beroperasi secara mandiri tanpa listrik dari PLN maupun genset berbahan bakar minyak.
Teknologi ini dipasang dan mulai beroperasi pada salah satu dermaga nelayan di Fakfak untuk mendukung keberlanjutan sektor perikanan di wilayah tersebut.
“Mesin es balok yang dikembangkan ini memiliki kemampuan produksi hingga 200 kilogram per hari dan menggunakan sistem pendinginan brine dengan suhu yang dapat mencapai -4°C hingga -20°C,” kata Ketua Tim Peneliti Polinef, Syukron Anas dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koreri.com, Selasa (2/12/2025).
Dikatakannya, inovasi ini tentu untuk memberikan kualitas es yang lebih tahan lama dalam menjaga mutu ikan hasil tangkapan.
“Inovasi ini dinilai menjawab permasalahan klasik nelayan Fakfak, yaitu terbatasnya pasokan es ketika musim tangkap ikan sedang tinggi dan mahalnya biaya operasional untuk memperoleh es dari kota,” jelasnya.
Tidak hanya mengandalkan teknologi pendingin modern, mesin ini juga telah terkoneksi dengan sistem monitoring jarak jauh berbasis aplikasi Android.
“Aplikasi tersebut dikembangkan oleh dua mahasiswa kami dari Program Studi Manajemen Informatika Polinef yaitu Andi Nurul dan Arsi,” katanya.

Selain itu, proses instalasi sistem energi surya dan perangkat kelistrikan didukung oleh mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Riva, yang berperan dalam merancang dan memasang sistem kelistrikan sehingga mesin dapat bekerja tanpa hambatan di lapangan.
“Kolaborasi lintas prodi ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi mampu menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi teknis sekaligus kontribusi sosial yang besar,” tuturnya.
Direktur Polinef menyampaikan bahwa inovasi ini merupakan bagian dari upaya kampus untuk mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir serta mendorong kemandirian energi di daerah yang belum terjangkau infrastruktur listrik secara optimal.
“Teknologi ini kami hadirkan sebagai solusi nyata bagi nelayan agar kualitas ikan terjaga, pendapatan meningkat, dan tidak lagi bergantung pada pasokan es dari kota. Kami optimis inovasi seperti ini dapat direplikasi di banyak lokasi pesisir lainnya di Papua Barat,” jelasnya.
Dengan keberhasilan ini, Polinef berharap dukungan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dapat semakin kuat dalam mendorong lahirnya inovasi strategis bagi sektor perikanan di Fakfak dan wilayah sekitarnya.
RLS







