Pemalangan Halangi Akses Siswa ke Sekolah di Manokwari, Ortu Padati Bandara Kebar

Bandara Kebar Tambrauw
Masyarakat memadati Bandar Udara Kebar, Rabu (2/7/2025) / Foto : Ist

Koreri.com, Kebar – Aksi pemalangan pasca batal hadirnya tim Kemendagri di calon daerah otonomi baru (DOB) Manokwari Barat tepatnya di Kebar, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya berbuntut panjang.

Dampak dari pemalangan di sejumlah wilayah itu telah menutup akses darat dari dan menuju wilayah Kebar.

as

Orang tua (Ortu) yang hendak mendaftarkan anaknya sekolah, Rabu (2/7/2025) harus memenuhi Bandar Udara Kebar sebagai satu-satunya akses keluar wilayah tersebut.

“Pemalangan di Kebar dan Sidey belum dibuka sehingga menghambat orang tua yang akan mengantar anaknya melakukan pendaftaran sekolah di Manokwari,” ujar Tokoh Pemuda Manokwari Barat Marinus Bonepai dalam keterangannya kepada Koreri.com, Rabu (2/7/2025).

Marinus menjelaskan, masyarakat lebih memilih anaknya melanjutkan pendidikan di wilayah Kabupaten Manokwari, karena jarak tempuh yang lebih dekat dibanding harus ke pusat pemerintahan Kabupaten Tambrau yang cukip jauh dan akses jalan yang buruk.

“Penerbangan dari bandara Anjai, Kebar keluar baik ke Manokwari atau Sorong tidak ada setiap hari, sangat prihatin dengan kondisi penumpukan penumpang hari ini,” katanya.

Tokoh Pemekaran Calon DOB Manokwari Barat itu meminta agar ada keseriusan Bupati Tambrauw dalam penyelesaian tuntutan masyarakat yang menginginkan pemekaran Manokwari Barat.

“Tuntutan mereka hanya satu yakni tentang kepastian terhadap nasib perjuangan. Kalau kondisi sudah seperti ini, Bupati Tambrauw harus segera mengambil tindakan jangan terkesan dibiarkan begitu saja,” tegasnya

Marinus juga meminta, Agar pimpinan daerah baik Bupati Tambrauw dan Gubernur Papua Barat daya bisa melihat kebutuhan masyarakat, menurutnya pemerintahan hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

KENN