Bupati Intan Jaya Beberkan Fakta Dana Desa Dirampok KKB

KKB Tembak Apart TNI Polri Ilustrasi

Koreri.com, Jayapura – Satu persatu penyebab gagalnya kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) di Papua, kini terkuak.

Dana desa yang seharusnya dikucurkan untuk kesejahteraan dan kepentingan warga masyarakat, ternyata dirampok Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni secara tegas membeberkan hal itu.

Terang dia, KKB kerap mengancam kepala dan sekretaris desa saat mengetahui dana desa telah cair. Mereka kemudian meminta dana tersebut untuk membeli senjata dan amunisi.

“KKB ini biasanya setelah mengetahui pencairan dana desa, akan menunggu di perkampungan. Ketika bertemu aparat desa, mereka akan meminta sebagian dana tersebut. KKB ini mengancam dengan senjata kalau tidak diberikan sebagian dana itu,” terang Bupati.

Dia mengaku, selaku Pemerintah daerah tak bisa mengontrol penyaluran dana desa lantaran, dana tersebut ditransfer langsung ke kepala maupun sekretaris kampung.

Untuk itu, Bupati berharap pengawasan akan dana desa dan penjualan senjata harus jadi tugas bersama Pemerintah dan aparat keamanan. Sebab, meski ada dana namun tidak ada penjual senjata, maka KKB otomatis kehabisan amunisi dan senjata.

“Keduanya saling terkait. Dana desa dan penjualan senjata ini. Kita awasi dana desa tapi juga jangan lagi ada celah untuk penjualan senjata dan amunisi,” harapnya.

Bupati mengakui, KKB sangat mudah mendapatkan senjata di Intan Jaya sehingga memicu gangguan keamanan.

Ia juga meminta agar jaringan penjualan senjata dan amunisi, serta penyaluran dana desa dievaluasi untuk meredam situasi keamanan di daerahnya.

“Kita sangat apresiasi pihak keamanan Polri dan TNI yang telah berhasil membongkar jaringan penjualan senjata dan amunisi kepada KKB di Intan Jaya ini. Tentu ini sangat baik. Perlu pula dilakukan kontrol penyaluran dana desa,” harapnya.

Selain itu, dia tak menampik KKB yang masuk ke daerahnya telah merekrut sejumlah anak asli Intan Jaya dan bergabung bersama mereka. Kebanyakan bocah yang direkrut ialah anak putus sekolah.

“Meski demikian, mereka tetap anak kita dalam NKRI, sehingga kami tak lelah untuk terus berupaya komunikasi memberi pemahaman pada mereka,” jelasnya.

Bupati menyebutkan kondisi Intan Jaya saat ini sangat kondusif dan aktivitas masyarakat sudah relatif normal.

“Kita tahu sendiri sudah beberapa pekan terakhir tidak ada lagi gangguan keamanan. Pihak keamanan tetap bekerja melakukan penegakan hukum,” tukasnya.

Menanggapinya, Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi. IGN Suriastawa menyatakan hal tersebut sudah menjadi rahasia umum.

Penyergapan tim Gakkum gabungan TNI-Polri beberapa waktu yang lalu di Kampung Jalai juga bermotif sama, yaitu permintaan dana desa.

Iapun mengapresiasi pernyataan Bupati Intan Jaya yang secara terbuka menyampaikan hal ini kepada publik.

“Ini menunjukkan bahwa warga masyarakat yang selama ini terancam karena diintimidasi oleh KKB, mulai berani menyuarakan kebenaran. Fakta ini harus diketahui oleh publik secara luas, agar makin paham bahwa akar masalah di Papua adalah keberadaan KKB yang dibantu oleh pendukungnya yang ada didalam dan di luar negeri,” pungkasnya.

SEO