Opini  

OPINI : PON XX Papua dan Merebut Peluang Ekonomi di Era Pandemi

IMG 20210828 WA0000
Anggota Fraksi Otsus DPR Papua Barat Agustinus R. Kambuaya

Gelaran PON ini boleh dikatakan event padat karya, trickle down effec suatu effec ekonomi yang menetes ke bawah. Kucuran uang untuk pekerjaan- pekerjaan fisik lapangan, serta berbagai persiapan teknis lainnya membutuhkan serapan anggaran yang besar, kata kasarnya tong di Papua bilang uang akan berhamburan .

Pada gelaran PON juga peserta yang di perkirakan mencapai 6.442 atau 10 ribu bahkan lebih akan mendatangi Provinsi Papua. Pergerakan orang akan secara langsung mempengaruhi ekonomi Papua. Berbagai kebutuhan sandang, pangan dan Papan seperti hotel, warung makan, toko-toko, mall-mall serta segala keperluan yang di butuhkan peserta PON dan masyarakat pengunjung akan sangat tinggi.

Permintaan bahan konsumsi seperti ikan, telur, sayur, daging, buah-buahan di restoran serta hotel akan sangat tinggi. Nah, bagaimana pola distribusi ini berlangsung, apakah melibatkan pedagang lokal orang asli Papua, petani, nelayan, peternak serta  (Mama-mama) sudah di atur dalam pola distribusi ekonomi yang siap melayani PON ini atau tidak..?

Ini menjadi pertanyaan yang perlu di atur, apakah Restoran, perhotelan, warung-warung makan sudah punya pola distribusi sendiri sehingga uang dari hasil kucuran PON ini hanya akan masuk ke kanal atau kantong-kantong ekonomi yang sudah tersistem, terpola dengan rapih sehingga masyarakat dalam hal ini orang Papua tidak mendapat manfaat langsung dari Pagelaran PON ini, Baik dari tahap persiapan pekerjaan Venue fisik yang mencapai ratusan miliard, bahkan aktivitas perekonomian yang berlangsung pada saat event PON nantinya Bergulir.

Ini menjadi bahan pemikiran semua pihak agar segera mengatur bagian ini. Ini Mometum kegembiraan yang baik, namun juga merupakan strategi mendorong pendapatan penduduk pada pesta event periodik ini.